JENIN (Arrahmah.id) – Parade militer yang diselenggarakan oleh Batalyon Jenin dari Brigade Al-Quds – sayap militer Gerakan Jihad Islam, hanya dua hari setelah penarikan pasukan pendudukan ‘Israel’ dari kamp Jenin pada Jumat (6/9/2024) atas perintah Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu yang mengklaim telah memusnahkan sel perlawanan di Jenin.
Pawai ini diadakan setelah operasi militer ‘Israel’ selama 10 hari, yang mengakibatkan 21 warga Palestina menjadi syuhada dan meninggalkan kerusakan besar pada infrastruktur dan properti warga.
Puluhan pejuang dari Batalyon Jenin berpartisipasi dalam parade militer yang berkeliling di jalan-jalan dan lingkungan sekitar kamp. Setelah parade berakhir, para pejuang perlawanan melayat ke rumah 5 muhajidin yang menjadi syuhada selama operasi militer ‘Israel’.
Selama acara tersebut, salah seorang pejuang dari Batalyon Jenin menyatakan, “Batalyon Jenin baik-baik saja, dan klaim Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan para pemimpin militernya tentang pemusnahan batalion tersebut adalah palsu dan tidak valid, dan merupakan upaya untuk menipu opini publik ‘Israel’.” Pernyataan ini mencerminkan tantangan perlawanan Palestina terhadap narasi ‘Israel’ tentang hasil operasi militer selama 10 hari tersebut.
⚡️A military parade of the resistance fighters in Jenin Camp, which Netanyahu claimed he had destroyed. pic.twitter.com/fOX5JzKW8q
— Suppressed News. (@SuppressedNws) September 8, 2024
Tanggapan Warganet
Sontak, klip parade yang viral di media sosial ini mengundang decak kagum dari warganet, terutama netizen Arab. Saleh Abdullah, salah seorang pengguna X memuji parade tersebut dengan mengatakan, “Parade militer ini dan kemunculan tiba-tiba para prajurit Batalyon Jenin mengingatkan saya pada apa yang dikatakan penyair, “Apakah Anda pikir Anda telah melenyapkan identitas saya…dan menghapus sejarah serta keyakinan saya… Anda mencoba dengan sia-sia, tidak ada akhir bagi seorang revolusioner…Saya seperti kebangkitan, suatu hari nanti saya akan datang.”
Pemilik akun Nour setuju dengan Abdullah tentang kekagumannya terhadap perlawanan dan menegaskan pendapatnya dengan mengatakan, “Setelah setiap operasi militer, para pahlawan Jenin keluar dalam parade militer untuk menghormati para syuhada sebagaimana mestinya dan untuk mengalahkan musuh secara psikologis. Setiap pejuang perlawanan, di antara mereka ada kehilangan seorang teman, saudara, sebuah rumah atau lebih, tetapi ia keluar mengangkat senjatanya untuk melengkapi jalan orang-orang yang mendahuluinya dari para syuhada.”
Abu Al-Sukkar, juga pengguna X menambahkan komentar yang memuji keteguhan perlawanan dan menegaskan keberlanjutan perlawanan di Jenin dan berkata, “Kamp ini, apa pun yang terjadi, akan terus menghasilkan pejuang, seperti burung phoenix yang menolak untuk diburu.”
Adapun Yassin Ezz El-Din, ia memfokuskan komentarnya pada apa yang ia anggap sebagai kegagalan operasi militer ‘Israel’, dengan mengatakan, “Parade ini menunjukkan kegagalan total operasi tentara pendudukan (Summer Camps) yang ternyata merupakan kegagalan besar”.
Kemarahan di ‘Israel’
Di sisi lain, kemunculan Batalyon Jenin dalam parade militernya memicu kemarahan di ‘Israel’, sebagaimana dilaporkan surat kabar Israel Today dalam laporannya, “Sejumlah besar milisi muncul dalam parade militer, melebihi parade sebelumnya, dan ini merupakan bukti bahwa batalyon teroris mampu memperbarui barisan mereka dalam waktu singkat”.
Adapun surat kabar Yedioth Ahronoth, mengutip pejabat keamanan ‘Israel’ yang mengomentari parade militer tersebut dengan mengatakan, “Operasi militer belum berakhir di Jenin, dan kami akan kembali untuk memberantas terorisme di sana”. (zarahamala/arrahmah.id)