TEL AVIV (Arrahmah.com) – Sejumlah sumber media Israel menyebutkan bahwa institusi keamanan Israel yang terancam dakwaan kejahatan perang menyikapi hal itu dengan serius. Mereka mulai melakukan sejumlah persiapan pembelaan, penghimpunan informasi, bukti soal rumah-rumah dan bangunan di Jalur Gaza yang dihancurkan yang akan digunakan membela diri.
Sejumlah sumber menegaskan kemarin Senin (19/1) bahwa pemerintah Israel mengeluarkan intruksi kepada komandan-komandan dan pejabat politik Israel untuk datang ke Mahkamah Agung Israel sebelum bepergian ke luar negeri. Pemerintah zionis Israel juga sudah melarang beberapa orang dari mereka untuk bepergian karena khawatir dakwaan kejahatan perang dari Mahkamah Pidana Internasional atau sejumlah negara di Eropa yang memberikan izin dalam undang-undangnya untuk menyeret Israel dalam pidana kejahatan perang.
Dalam pembelaannya, Israel menyatakan bahwa rumah-rumah dan bangunan yang dihancurkan dihancurkan karena digunakan sebagai gudang senjata dan pos penembakan. Ancaman inti menurut Israel berasal dari pihak organisasi dan lembaga HAM dan bukan dari pemerintahan. Israel menegaskan bahwa kunjungan sejumlah pejabat Eropa ke Tel Aviv kemarin yang membela perang Israel terhadap “terorisme” diperkirakan akan membantu Israel dalam menghadapi dakwaan itu.
Sumber Israel menegaskan bahwa mereka akan beralasan bahwa perang atas Jalur Gaza sebagai aksi bela diri dan sudah memberikan peringatan kepada warga sipil Palestina agar meninggalkan gedung atau bangunan yang akan dihancurkan Israel. Israel mengaku melakukan kontak kepada seperempat juta percakapan telepon, email, selebaran kepada warga sipil Palestina.
Namun Israel sudah ketar-ketir atas tuduhan kejahatan perang itu. Sebab sejumlah menteri Israel belakangan terpaksa menerima investigasi internasional terkait kejahatan perang atas Gaza. Ini berarti para elit Israel terpaksa harus berdiri di depan pengadilan. Sebagaimana yang pernah terjadi terhadap elit Israel karena perang mereka dalam Intifadhah II.
Seorang menteri Israel menegaskan kepada Haaretz, ketika kerusakan berat terjadi di Jalur Gaza, dirinya tidak akan bepergian ke Amsterdam. Seorang menteri Israel lainnya merasa tidak mampu menemani media asing lainnya di Gaza untuk menjelaskan situasi di sana. (Hanin Mazaya/bbs/arrahmah.com)