BEIRUT (Arrahmah.com) – Dinas intelijen Jerman mengungkapkan sejumlah data tentang keterlibatan aktif sejumlah perwira tinggi militer Iran dan komandan lapangan kelompok Syiah Hizbul Lata Lebanon dalam kerusuhan antara kelompok Syiah dan muslim sunni di Tripoli, Lebanon.
Harian As-Siyasah Kuwait pada Kamis (17/5/2012) menurunkan laporan dinas intelijen Jerman yang diserahkan kepada dinas intelijen Euro. Laporan itu menyebutkan data-data tentang truk-truk sipil bermuatan penuh senjata, mulai meriam Howitzer kaliber 80 dan 120, pelontar granat RPG dan Enirga, serta beragam artileri paling modern lainnya. Truk-truk bermuatan senjata bergerak ke gudang-gudang persenjataan kelompok Syiah di Jabal Muhsin, Tripoli, Lebanon Utara.
Laporan itu mengungkapkan pengangkutan dan penyimpanan persenjataan berat dalam jumlah besar itu dipimpin langsung oleh komandan lapangan milisi Syiah Hizbul Lata Lebanon dan sejumlah perwira tinggi militer Iran.
Selain truk, kelompok Syiah juga mempergunakan sejumlah bis sipil untuk mengangkut persenjataan lainnya dalam jumlah sangat besar. Bis-bis penuh senjata tersebut bergerak menuju gudang-gudang persenjataan tiga kelompok Syiah di Tripoli; Hizbul Ba’ts, Hizbul Lata dan Hizbus Suri al-Qaumi al-Ijtima’i.
Pada Kamis (17/5/2012) konflik kembali pecah antara penduduk mayoritas muslim suni di Bab Tabanah melawan penduduk mayoritas Syiah di Jabal Muhsin, Tripoli. Media massa setempat melaporkan sedikitnya satu orang muslim sunni gugur dan tujuh lainnya terluka akibat bentrokan tersebut. Konflik yang melibatkan persenjataan berat kelompok Syiah telah berlangsung sejak enam hari sebelumnya.
Para pengamat milliter mengingatkan pemerintah Lebanon untuk segera meredam konflik antara kedua kubu. Mereka memperkirakan rezim Suriah dan Iran didukung kelompok Syiah Lebanon sengaja mengobarkan konflik di wilayah Tripoli. Konflik tersebut bisa memecah belah tentara nasional Lebanon yang berasal dari kedua unsur. Jika kerusuhan dan perpecahan militer terjadi, Suriah dan Iran akan mudah mengendalikan situasi Lebanon untuk kepentingan mereka sendiri.
(muhib almajdi/arrahmah.com)