AL-QUDS (Arrahmah.com) – Ketegangan di sekitar Masjid Al-Aqsha masih terjadi setelah polisi “Israel” menyerbu situs suci tersebut dan mencegah warga Palestina yang berusia dibawah 60 tahun dari memasuki Al-Aqsha pada Ahad (12/10/2014), sementara membiarkan sejumlah besar pemukim Yahudi untuk masuk ke komplek Al-Aqsha dengan pengawalan ketat.
Sebagaimana dilansir MEMO, Wakil Ketua Dewan Knesset Moshe Feighlin dan empat rekannya menyerbu Masjid Al-Aqsha dan mengorganisir tur yang berlangsung selama 45 menit. Mereka melakukan ritual Talmud, dan Feiglin berceramah di Kubah Batu tentang klaim kedaulatan Al-Aqsha.
Insiden demikian bukan pertama kali terjadi di komplek Masjid Al-Aqsha, nampaknya insiden seperti ini terus berulang.
Sekitar 185 pemukim “Israel” telah menyerbu Masjid Al-Aqsha sejak Ahad (12/10) pagi.
Pada Senin (11/10), sekitar 58 pemukim Yahudi menyerbut Masjid Al-Aqsha pukul sekitar 7:30 waktu lokal dan mengunjungi beberapa bagian masjid dengan dikawal ketat oleh pasukan penjajah “Israel”, termasuk unit cepat tanggap.
Sumber-sumber lokal melaporkan, dikutip MEMO, bahwa polisi “Israel” kembali menyerbu komplek suci tersebut pada Senin (13/10) pagi. Sumber mengkonfirmasi bahwa sejumlah pasukan “Israel” menyerbu Masjid Al-Awsha dan menembakkan granat kejut dan gas air mata kepada para jamaah Muslim. Mereka juga melarang para siswa masuk sekolah di lingkungan Al-Aqsha.
Pasukan penjajah “Israel” juga memutus aliran listrik di bagian-bagian Masjid Al-Aqsha, mereka juga mendaki ke atap masjid, mereka menutup pintu-pintu masjid dan mengambil posisi di setiap jendela untuk mengancam jamaah yang di dalam dengan peluru karet. (siraaj/arrahmah.com)