ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Lebih dari setengah pemuda Palestina percaya bahwa demokrasi tidak baik untuk negara mereka dan hampir 40 persen mendukung aturan Islam tegak di Pakistan, menurut sebuah survei yang dirilis pada Rabu 93/4/2013) seperti dilaporkan Al Arabiya.
Pakistan akan mengadakan pemilihan umum pada 11 Mei mendatang, namun laporan oleh British Council menemukan pesimisme yang mendalam mengenai sistem politik yang ada di kalangan pemilih berusia 18 sampai 29 tahun.
Laporan itu mengatakan bahwa Pakistan tengah menuju ke arah yang salah dan hampir sepertiga dari peserta survei mengatakan bahwa mereka akan lebih memilih pemerintahan militer ketimbang demokrasi.
Hanya 29 persen yang mengatakan demokrasi baik untuk Pakistan dan 20 persen pendukung syariah mengatakan bahwa syariah Islam merupakan yang terbaik untuk memberikan hak-hak dan kebebasan warga negara dan bisa memperlihatkan toleransi.
Studi ini ditujukan untuk pemilih terdaftar berusia 18 sampai 29 tahun yang mewakili sedikitnya 30 persen suara.
Lebih dari tiga perempat dari mereka yang disurvei mengatakan cara negara itu diperintah telah memburuk sejak pemilu terakhir sementara 58 persen tidak setuju dengan pernyataan “demokrasi telah baik untuk Pakistan” dalam empat tahun terakhir.
Pakistan mengalami banyak masalah termasuk inflasi dan pengangguran sejak invasi AS ke Afghanistan, negara tetanga, 2001 silam.
“Pakistan berkembang dengan baik selama kediktatoran. Sekarang tidak ada listrik, tidak ada gas, tidak ada air dan yang paling penting dari semua tidak ada hukum di negeri ini,” ujar seorang mahasiswa, Waqas Razzaq dari Rawalpindi yang ikut berpartisipasi dalam survei.
Survei juga mengungkapkan bahwa kurang dari 10 persen dari mereka yang disurvei mengatakan “terorisme” sebagai masalah penting yang dihadapi negara. (haninmazaya/arrahmah.com)