SANA’A (Arrahmah.com) – Ribuan anggota suku Yaman telah mengancam akan membanjiri ibukota Yaman, Sana’a untuk bergabung dalam pertempuran melawan pasukan yang setia kepada rezim presiden Saleh.
Menurut AP, mereka pada Kamis (2/6/2011) memperingatkan pemerintah bahwa jika pemerintah lebih berjuang habis-habisan untuk mempertahankan kekuasaan, mereka akan bergabung dengan suku yang lain yang telah berjuang dengan kekuatan melawan pasukan rezim Saleh dalam dua minggu terakhir.
Tentara pemerintah di Sana’a telah melepaskan beberapa tembakan berat melawan kekuatan suku yang bersumpah akan menggulingkan Saleh, presiden yang telah memerintah Yaman dengan tangan besi selama hampir 33 tahun.
Selama berbulan-bulan, pengunjuk rasa yang dipimpin pemuda telah mencoba menurunkan Saleh dengan menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran, namun Saleh hingga saat ini menolak untuk menyerahkan kekuasaan.
Para pemimpin oposisi telah menuduh presiden Saleh mencoba memicu perang saudara dalam upayanya mempertahankan kekuasaan.
Saleh telah menolak menandatangani kesepakatan yang diajukan negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (PGCC) selama tiga kali meskipun partainya sendiri dan para anggota oposisi telah menandatanganinya.
Juru bicara oposisi, Mohammed Qahtan mengatakan pada Rabu (1/6) bahwa PGCC telah mengakhiri upaya mediasi dan bahwa “perjanjian telah berakhir”.
PGCC menjadi penengah dalam kesepakatan pada tanggal 23 Mei dan menyeru presiden Saleh menyerahkan kekuasaan kepada wakil presiden Yaman dalam waktu 30 hari setelah penandatanganan perjanjian dalam pertukaran untuk kekebalan dari tuntutan oleh parlemen. (haninmazaya/arrahmah.com)