RIYADH (Arrahmah.com) – Kepala dewan kedaulatan Sudan, Abdul Fattah Al-Burhan, tiba di Riyadh pada kunjungan resmi yang pertama sejak menjabat pada Agustus.
Perdana Menteri Sudan Abdullah Hamdouk menemani Al-Burhan. Kunjungan pada Ahad (6/10/2019) itu merupakan undangan dari Raja Saudi Salman Bin Abdulaziz, menandai pertama kalinya sejak pembentukan Dewan Sovereign sipil-militer baru Sudan.
Kedua pemimpin didampingi oleh menteri luar negeri Sudan Asma Abdullah, menteri keuangan, Ibrahim Al-Badawi, dan menteri perdagangan, Madani Abbas, dan direktur Layanan Intelijen Umum (SIG), Abu Bakar Dumblab.
Menurut pejabat SPA, Raja Salaman mengatakan dia “mendukung stabilitas dan kemakmuran Sudan.”
Pertemuan para pejabat juga membahas cara meningkatkan kerja sama antara kedua negara di semua bidang.
Sejak Juni 2011, Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N) telah memerangi Pasukan Angkatan Darat Sudan (SAF) di negara bagian Kordofan Selatan dan Nil Biru. Pada 21 Agustus 2019, Abdalla Hamdok dilantik sebagai perdana menteri untuk masa transisi 39 bulan setelah pemilihan bisa diadakan.
Sudan berharap perjanjian masa transisi yang ditandatangani Agustus lalu akan mengakhiri kekacauan yang telah dilakukan negara itu sejak militer menggulingkan Al-Bashir menyusul protes luas terhadap 30 tahun kekuasaannya.
(fath/arrahmah.com)