HARIDWAR (Arrahmah.com) — Pertemuan tiga hari digelar para pemuka Hindu radikal dari Bihar, Dharamdas Maharaj, dan sekitarnya untuk menyerukan pembunuhan terhadap minoritas dan ruang keagamaan mereka, khususnya genosida muslim, pekan lalu.
Acara yang dibuat oleh pemimpin Hindutva kontroversial, Yati Narsinghanand, ini diselenggarakan dari tanggal 17 hingga 19 Desember di kota ziarah Uttarakhand, Haridwar, lansir The Quint India (22/12/2021).
Acara ini menjadi viral, karena video bernada rasialis dan kebencian disiarkan secara langsung di media sosial.
Tokoh-tokoh Hindu radikal seperti Annapurna Maa, Dharamdas Maharaj dari Bihar, Anand Swaroop Maharaj, Sagar Sindhuraj Maharaj, Swami Premanand Maharaj, dan pemimpin BJP Ashwini Upadhyay, saling bertimpalan mengeluarkan pidato rasialis dan penuh nada kekerasan.
Annapurna Maa, Mahamandleshwar dari Niranjini Akhada sekaligus Sekretaris Jenderal partai Hindu Mahasabha, berkata: “Jika kamu ingin menghabisi mereka, maka bunuh mereka… Kami membutuhkan 100 tentara yang dapat membunuh 20 lakh dari mereka untuk memenangkan ini.”
“Kita harus membuat persiapan,” kata Swami Prabodhanand Giri, presiden Hindu Raksha Sena, sebuah organisasi sayap kanan yang berbasis di Uttarakhand. “Anda harus bersiap untuk mati sekarang, atau bersiap untuk membunuh, tidak ada cara lain. Inilah sebabnya, seperti di Myanmar, polisi di sini, politisi di sini, tentara, dan setiap umat Hindu harus mengambil senjata dan kami harus melakukan gerakan kebersihan ini (safai abhiyan). Tidak ada solusi selain ini.”
Dharamdas Maharaj dari Bihar menyatakan bahwa dia akan menembak enam kali PM Manmohan Singh dengan pistol karena keberpihakannya pada kaum minoritas.
“Jika pemerintah tidak mendengarkan permintaan kami (key: pembentukan negara Hindu melalui kekerasan terhadap minoritas), kami akan mengobarkan perang yang jauh lebih menakutkan daripada pemberontakan tahun 1857,” ungkap salah satu pembicara lain, Anand Swaroop Maharaj.
Dengan motto ‘Shastra Mev Jayate’ untuk menghasut kekerasan bersenjata terhadap Muslim, Narsinghanand berkata: “Boikot ekonomi terhadap Muslim tidak akan berhasil. Kelompok Hindu perlu memperbarui diri. Pedang hanya terlihat bagus di atas panggung. Pertempuran ini akan dimenangkan oleh mereka yang memiliki senjata yang lebih baik.”
Sementara itu, Sagar Sindhuraj Maharaj menyindir, “Membeli ponsel Rs 5.000 saja mampu, kenapa membeli senjata seharga Rs 1 lakh rupee tidak bisa? Anda setidaknya harus memiliki tongkat dan pedang.” (hanoum/arrahmah.com)