GOLAN (Arrahmah.com) – Para pemimpin Arab pada Ahad (31/3/2019) mengutuk keputusan AS untuk mengakui kedaulatan “Israel” atas Dataran Tinggi Golan dan mengatakan stabilitas Timur Tengah bergantung pada pembentukan negara Palestina, lapor Reuters.
Para pemimpin Arab, yang berkumpul pada pertemuan puncak di Tunis, telah mendapat tekanan rakyat untuk menolak tindakan Washington, sementara mereka juga bergulat dengan perbedaan regional, termasuk perselisihan Teluk Arab yang pecah karena pengaruh regional Iran, perang di Yaman, dan kerusuhan di Aljazair dan Sudan.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan kepada raja-raja Arab, presiden dan perdana menteri pada pertemuan itu, bahwa negaranya “benar-benar menolak” segala tindakan yang mempengaruhi kedaulatan Suriah atas Dataran Tinggi Golan.
Minggu lalu Presiden Donald Trump menandatangani proklamasi dan mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai bagian dari “Israel”, yang mencaplok wilayah itu pada 1981 setelah merebutnya dari Suriah pada 1967.
Kecaman raja Saudi menggemakan para pejabat Arab sebelum KTT Liga Arab hari Minggu, yang biasanya berakhir dengan deklarasi akhir yang disepakati oleh 22 negara anggota.
Keputusan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel mengundang kecaman Arab.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi mengatakan para pemimpin Arab juga perlu memastikan masyarakat internasional memahami pentingnya perjuangan Palestina bagi negara-negara Arab. Menurut Essebsi, stabilitas regional dan internasional harus melalui penyelesaian yang adil dan komprehensif yang mencakup hak-hak rakyat Palestina dan mengarah pada pembentukan negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang berpidato di pertemuan itu di Tunis, mengatakan resolusi apa pun untuk konflik Suriah harus menjamin integritas wilayah Suriah “termasuk Dataran Tinggi Golan yang diduduki”.
(fath/arrahmah.com)