Ashish Keran, wartawan Tehelka, selama enam bulan ini melakukan inevstigasi peristiwa pembunuhan ratusan warga Muslim di Gujarat yang terjadi pada tahun 2002 lalu.
Hasil investigasinya membuktikan keterlibatan para aktivis agama Hindu dan para pejabat pemerintah Gujarat dalam peristiwa berdarah itu.
Tapi yang mengecewakan, menurut Khetan, selama hampir lima tahun peristiwa itu berlalu, pemerintah setempat ternyata tidak menindak para pelaku kejahatan tersebut.
“Tidak ada tindakan apapun, meski ada bukti. Reaksi politis atas peristiwa itu juga biasa-biasa saja, saya merasa sangat kecewa,” ujar Khetan seperti dilansir AFP.
Khetan punya bukti rekaman film yang menunjukkan bagaimana para aktivis dan politisi Hindu membunuh warga Muslim dan membakar jasad mereka dalam peristiwa yang terjadi selama hampir satu bulan itu. Rekaman video Khetan juga menunjukkan bahwa pembantaian terhadap warga Muslim, didukung oleh partai berkuasa saat itu yaitu Bharata Janata Party (BJP) dan kepala daerah setempat Narendra Modi.
“Saya memaksa mereka untuk bicara, mengungkapkan semua detil pembunuhan dan perkosaan yang terjadi pada peristiwa itu,” tukas Khetan.
Dalam melakukan investigasinya, Khetan mengaku sebagai mahasiswa yang sedang membuat penelitian tentang kebangkitan agama Hindu. “Saya bilang bahwa saya adalah seorang Hindu garis keras yang ingin tahu apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan status dan prestise kalangan penganut agama Hindu,” ungkap Khetan.
Ia mengaku syok setelah mengetahui sikap sejumlah warga Gujarat terhadap kasus pembantaian warga Muslim tahun 2002 lalu. Menurutnya, mereka sama sekali tidak menunjukkan rasa menyesal atau malu dan ini menunjukkan betapa cara berpikir mereka tentang warga Muslim sudah sedemikian tercemar.
Setelah berhasil mengungkap sejumlah pelaku peristiwa Gujarat, Khetan mengaku khawatir dengan keselamatan dirinya. “Saya takut, karena saya bisa saja menjadi target dari orang-orang yang fanatik,” ujarnya.
Peristiwa Gujarat tahun 2002, dipicu oleh peristiwa terbakarnya gerbong kereta api yang mengangkut warga Hindu yanga akan berziarah. Peristiwa itu menyebabkan 59 orang warga Hindu tewas dan mereka menuding pelaku pembakaran adalah warga Muslim, meski pihak jawatan kereta api India sudah menyatakan bahwa peristiwa itu murni kecelakaan.
Sumber: Eramuslim