Jogjakarta (arrahmah.com) – “Perbaikan bangsa ini tidak mungkin dipercayakan kepada kaum Nasionalis, Sekuler, apalagi Komunis, atau apalah namanya selain dari syari’at Islam. Karena konsep-konsep bathil gubahan manusia itu hanya dilandaskan pada kecongkakan berpolah dan pemberhalaan terhadap pikiran.
Bangsa Indonesia kini laksana rumah terbakar, telah banyak ideology dicobakan untuk memadamkan api itu, akan tetapi bukan padam malah bertambah membara. Oleh karenanya kita hari ini kembali meng-up date semangat untuk kembali menawarkan Syari’at Islam sebagai solusi tunggal menyelamatkan bangsa Indonesia”, itulah penggalan sambutan pembukaan Kongres Mujahidin 3 oleh ketua Lajnah Tanfidziyah Majelis Mujahidin.
Kongres yang mengusung tema “Indonesia Bersyari’at Solusi Tepat Salah Urus Negara” ini rencananya akan digelar selama dua hari (9-10 Agustus) dengan menarget peserta sebanyak 1000 orang. Namun ghirah terhadap perjuangan penegakan Syari’at Islam, menjadikan halaman Gedung Mandala Bhakti Wanitatama, tempat berlangsungnya acara ini, terisi jauh melebihi target.
Rangkaian acara pembukaan ini dimulai dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X, selaku gubernur daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian dilanjutkan oleh Najih Ahyat (Dewan Syuro PBB). Rangkaian sambutan-sambutan ini diakhiri oleh Ustadz Muhammad Thalib, setelah Irfan S. Awwas.
Setelah sambutan-sambutan, pembukaan kongres Mujahidin 3 ini dirangkai dengan tablig akbar yang menghadirkan beberapa penceramah. Dr. Ali Muchtar Ngabalin, anggota DPR Fraksi Bulan Bintang, bertindak selaku penceramah pertama menggantikan KH. Ma’ruf Amin. Ma’ruf Amin yang telah diagendakan dapat memberikan taushiyahnya pada pembukaan kongres ini berhalangan hadir karena mendadak sakit. Dalam urainnya, Ngabalin menguraikan “Islam tidak bisa ditegakkan secara sempurna tanpa di atur dengan tegas dalam konstitusi Negara, yang itu artinya bahwa Syari’at Islam harus dilembagakan”. “Langkah ke arah tegaknya Islam telah dimulai dengan mengajukan draft Kompilasi Hukum Islam, akan tetapi draft tersebut sampai hari ini tidak pernah disetujui lantaran kekurangan suara di DPR. Padahal suara yang dibutuhkan hanya kurang dua orang dari ketentuan harus minimal 13 orang yang mengajukan”, lanjut Ngabalin.
Bertindak sebagai penceramah berikutnya, Abu Muhammad Jibril Abdurrahman, anggota Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) Majelis Mujahidin. Ulama kelahiran Lombok Timur ini menegaskan bahwa apapun persoalan yang kini membelit Majelis Mujahidin tidak selayaknya melemahkan perjuangan penegakan Syari’at Islam. “Semua persoalan yang ada haruslah disikapi dengan bijak, sehingga walau berbeda pandangan, umat Islam tetap kokoh”.
Acara pembukaan kongres Mujahidin 3 ini terhitung sukses, sebagaimana disampaikan ketua panitia Dr. Harun Rosjid, Sp.B. MARS. Terlihat dari waktu persiapan yang hanya empat bulan namun pada pelaksaanaannya tidak menemui kendala yang berarti. Disamping itu, peserta kongres yang berasal dari Lajnah Perwakilan Wilayah (LPW) dan Lajnah Perwakilan Daerah (LPD), datang tepat pada waktunya. Lajnah-lajnah yang lebih dari 50 perwakilan masing-masing mengirimkan delegasi.(prince/arrahmah.com)
Foto-Foto Pesrta dan Lasykar Mujahidin di KOngres Mujahidin ke 3:
Laskar Mujahidin Sedang Bersiaga Untuk Pengamanan Kongres Mujahidin.
Pesrta Kongres Mujahidin ke 3, Sangat Antusias.
Foto By: Prince of JIhad