SOMERSET (Arrahmah.com) – Setelah menemukan Islam dalam kehidupan mereka, para imigran Amerika Latin yang terus meningkat jumlahnya berusaha mendakwahkan agama yang lurus ini di negara asal mereka, menjadi duta besar Islam.
Misalnya saja seorang imigran asal Meksiko dan belum lama ini menjadi mullaf, Nahela Morales, bekerja sebagai asisten administratitf dalam proyek “Why Islam” di Islamic Center Amerika Utara (ICNA) cabang New Jersey. Morales membantu salah satu program ICNA ini untuk menyebarkan tentang Islam secara nasional.
“Saya memohon kepada Allah untuk memberikan saya pekerjaan di mana Saya bisa beribadah dan memakai kerudung saya,” kata Morales kepada New America Media pada Jum’at (18/1/2013). “Saya tahu betul doa saya dikabulkan.”
Morales, yang lahir di Mexico City, kemudian pindah ke California dan kemudian New York, adalah salah satu muallaf dari Amerika Latin yang sekarang berpartisipasi untuk membawa ajaran Islam ke negeri asal mereka.
“Sangat jelas bahwa Islam masih sangat aneh di Mexico,” ungkap Morales, yang juga menceritakan bahwa sejak kunjungan terakhirnya ke rumah keluarganya telah mendapatkan respon yang lebih positif.
“Tetapi juga sangat jelas orang-oroang ingin belajar tentang Islam.”
Tak jauh beda dengan Morales, Wilfredo Ruiz, seorang Muslim asal Puerto Rico yang memeluk Islam pada 2003, juga sekarang mengambil peran di masyarakatnya setelah menemukan Islam.
Ruiz, seorang pengacara sekaligus analis politik khusus Dunia Islam, bekerja di berbagai organisasi non-profit, termasuk di Asosiasi Muslim Amerika di Amerika Utara (AMANA), serta menjadi imam di masjid lokal di Florida Selatan.
Dia yakin bahwa status yang tinggi atau kemuliaan Islam dalam memperlakukan wanita dan perintah memakai pakaian yang sopan dan sederhana (jilbab) demi menjaga kehormatan wanita adalah hal yang masuk akal. Inilah yang menarik banyak wanita memeluk Islam, menurut Ruiz.
“Lebih banyak wanita daripada pria yang pindah (ke Islam), baik di kantor AMANA dan di masjid-masjid di Florida Selatan,” ungkap Ruiz.
“Saya telah mendengar dari para wanita Latin bahwa mereka mencari perlindungan, dan mereka menemukan perlindungan dan penghormatan dalam Islam.” tambahnya.
Menurut laporan tahunan “Why Islam” pada 2012, 19 persen dari sekitar 3.000 muallaf yang masuk Islam melalui program ini pada 2011 adalah warga Latin, dan lebih dari setengahnya (55 persen) adalah wanita.
Sementara itu, ketika banyak imigran Muslim Latin berusaha membantu menyebarkan Islam di Amerika Serikat, Liliana Anaya, seorang muallaf dari Kolombia, kembali ke negara asalnya untuk mendakwahkan Islam.
“Saya merasa Muslim di AS telah menjadi bagian struktur masyarakat,” kata Muslimah yang merupakan lulusan Universitas Amerika di Washington, D.C ini. “Tetapi di sini (Kolombia) maasih berada dalam tahap langkah kecil.”
Anaya yang memeluk Islam pada Juni 2012 kemarin menikah dengan seorang muallaf asal Argentina dan kemudian mereka kembali ke Kolombia. Di sana mereka menemukan masjid Utsman bin Affan di Barranqulla, sebuah masyarakat Muslim minoritas yang kekurangan sumber daya manusia untuk mengajarkan Islam.
Karena suami Anaya telah mengecap pendidikan di Universtias Ummul Quro di Arab Saudi dalam bidang Dakwah, mereka kini terlibat dalam dakwah di masji tersebut, mengorganisir dan mengajar.
Anaya dan suaminya sekarang sedang dalam proses mendirikan sekolah Islam bagi Muslim di Barranquillah, sebagai bagian upaya dakwah Islam di sana. (siraaj/arrahmah.com)