GAZA (Arrahmah.com) – Beberapa jam setelah gencatan senjata terbaru berlaku di Jalur Gaza, sejumlah jurnalis Palestina di daerah kantong pantai menemukan bahwa mereka diblokir untuk mengakses pesan WhatsApp -alat penting yang digunakan untuk berkomunikasi dengan sumber, editor, dan dunia luar.
Associated Press menjangkau 17 jurnalis di Gaza yang mengonfirmasi akun Whatsapp mereka telah diblokir sejak Jumat. Hingga Senin tengah hari (24/5/2021), hanya empat jurnalis -yang bekerja untuk Al Jazeera– mengonfirmasi bahwa akun mereka telah dipulihkan.
Insiden ini menandai langkah membingungkan dari pemilik WhatsApp Facebook Inc. yang membuat pengguna Palestina atau pendukungnya bingung mengapa mereka menjadi sasaran perusahaan, atau apakah mereka memang disensor sama sekali.
Dua belas dari 17 jurnalis yang dihubungi AP mengatakan mereka pernah menjadi bagian dari grup WhatsApp yang menyebarkan informasi terkait operasi militer Hamas. Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dipandang sebagai organisasi “teroris” oleh “Israel” dan Amerika Serikat, di mana pemilik WhatsApp Facebook bermarkas.
Tidak jelas apakah jurnalis tersebut menjadi sasaran karena mereka telah mengikuti pengumuman grup itu di WhatsApp.
Hamas yang menjalankan Kementerian Kesehatan Gaza, memiliki grup WhatsApp yang diikuti oleh lebih dari 80 orang, banyak dari mereka adalah jurnalis. Grup itu, misalnya, belum diblokir.
Hassan Slaieh, seorang jurnalis lepas di Gaza yang akun WhatsAppnya diblokir, mengatakan dia mengira akunnya mungkin telah menjadi target karena dia berada di grup bernama Hamas Media.
“Ini telah memengaruhi pekerjaan dan penghasilan saya karena saya kehilangan percakapan dengan para sumber,” kata Slaieh.
Kepala koresponden Al Jazeera di Gaza, Wael al-Dahdouh, mengatakan aksesnya ke WhatsApp diblokir sekitar fajar pada hari Jumat sebelum diaktifkan kembali pada hari Senin. Dia mengatakan para jurnalis mengikuti kelompok Hamas hanya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan jurnalistik.
Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan perusahaan melarang akun untuk mematuhi kebijakannya “untuk mencegah bahaya serta mematuhi hukum yang berlaku”. Perusahaan tersebut mengatakan telah menghubungi outlet media selama seminggu terakhir. “Kami akan mengembalikan lagi akun jurnalis jika ada yang terkena dampak,” klaim perusahaan itu.
Al Jazeera mengatakan bahwa ketika mencari informasi mengenai empat jurnalisnya di Gaza yang terkena dampak pemblokiran, mereka diberitahu oleh Facebook bahwa perusahaan telah memblokir sejumlah kelompok yang berbasis di Gaza dan nomor ponsel jurnalis Al Jazeera menjadi bagian dari kelompok yang mereka blokir.
Di antara mereka yang terkena dampak pemblokiran WhatsApp adalah dua jurnalis Agence France-Presse (AFP). Layanan berita internasional yang berbasis di Paris mengatakan kepada AP bahwa mereka bekerja dengan WhatsApp untuk memahami apa masalahnya dan memulihkan akun mereka.
Perang 11 hari tersebut menyebabkan kehancuran yang meluas di seluruh Gaza dengan 248 warga Palestina, termasuk 66 anak dan 39 wanita, tewas dalam pertempuran itu. “Israel” mengatakan 13 orang di “Israel”, termasuk dua anak, juga tewas.
Ini bukan pertama kalinya jurnalis tiba-tiba dilarang mengakses WhatsApp. Pada 2019, sejumlah jurnalis di Gaza diblokir akunnya tanpa penjelasan. Akun mereka yang bekerja dengan organisasi media internasional dipulihkan setelah menghubungi perusahaan. (haninmazaya/arrahmah.com)