DAMASKUS (Arrahmah.com) – Umm Hamza seperti banyak ibu hamil pengungsi Suriah di Lebanon yang mengkhawatirkan nasib calon bayinya.
Dia mengatakan dia tidak ingin anaknya menghadapi apa yang dihadapi pengungsi bayi lainnya. Ibu hamil ini mengatakan ratusan bayi Suriah lahir di Lebanon setelah pecahnya revolusi Suriah, mereka tidak terdaftar secara resmi dan hanya menerima akta kelahiran tanpa nama.
Ummu Hamza mengatakan tetangganya tidak mendaftarkan bayinya karena dia harus pergi ke kedutaan untuk melakukannya. para pejabat di kedutaan akan mempertanyakan jalan masuk yang dia tempuh ke Lebanon.
Sementara itu, Abu Omar bisa mendapatkan akta kelahiran untuk anaknya, Omar, setelah ia berbohong kepada manajemen rumah sakit dengan menyatakan bahwa ia adalah seorang yang berkebangsaan Lebanon. Namun, Omar belum menerima surat keterangan resmi.
Abu Omar mengatakan anaknya akan tidak memiliki kewarganegaraan atau identitas. Ia menambahkan bahwa ia sadar anaknya akan kehilangan banyak hak karena ia tidak memiliki kewarganegaraan. “Dimana saya akan mendaftarkan dia? Saya tidak bisa masuk ke departemen resmi Suriah manapun,” ujarnya.
Bashar al-Hajj Ali, kepala tim Syria Life mengatakan kepada para pengungsi Suriah agar mendaftarkan bayi mereka sehingga bayi-bayi tersebut mendapatkan hak mereka. Dia menambahkan bahwa itu adalah tugas UNHCR untuk berkomunikasi dengan pemerintah Lebanon dan Kedutaan Suriah bila perlu, untuk mengatasi masalah ini.
Ali mengatakan ia telah mencoba menghubungi kantor UnHCR dan memberitahu masalah ini, namun tidak pernah mendapatkan jawaban yang pasti.
Sebagian besar pengungsi tiba di Lebanon dengan cara ilegal sejak pecahnya revolusi di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)