ARAKAN (Arrahmah.com) – Sekelompok biksu di Arakan telah menyeru agar para simpatisan Rohingya untuk ditargetkan dan dianggap sebagai “para pengkhianat nasional”, di saat kekerasan terhadap Muslim di Arakan terjadi lagi.
Dalam sebuah dokumen dilihat oleh DVB, Konferensi Para Biksu di Arakan telah mendesak warga lokal (Buddhis) untuk menyebarkan foto orang-orang yang diduga mendukung Muslim Rohingya di wilayah tersebut, hal ini bisa berpotensi datangnya serangan dari para nasionalis ekstrem.
Dokumen tersebut juga menyerukan pembentukan badan keamanan yang dipimpin oleh para biksu yang berniat untuk menjalankan dan melindungi ketertiban untuk “menerbitkan sebuah majalah, yang mencakup semua negara bagian Arakan, untuk mempromosikan agama Buddha” dan kembali menyeru agar warga Muslim Rohingya dikeluarkan dari Burma.
“Presiden telah (berkata) sangat jelas bahwa masalah Arakan tidak harus dipandang sebagai masalah agama saja, tetapi jika siapapun mencoba menetapkan ini sebagai masalah agama, itu pasti para biksu sekarang,” kata Chris Lewa, kepala Proyek Arakan.
Lewa, yang baru saja kembali dari Sittwe, ibukota Arakan, mengatakan kepada DVB bahwa etnis Arakan telah merasa takut untuk membantu orang asing yang berkunjung ke wilayah itu, dan langkah para biksu itu bisa berdampak bencana bagi kemanusiaan.
“Warga Rakhine paling takut terhadap komunitas mereka sendiri jika mereka melakukan apapun yang bisa terlihat membantu atau mendukung masyarakat Muslim,” katanya.
Kekerasan terhadap Muslim terjadi lagi pekan ini, dengan laporan banyak korban meninggal dan terluka dari kalangan Muslim dan ratusan rumah Muslim ludes terbakar di beberapa desa, di kota Min Bya dan Mrauk U. Sekarang jam malam telah diberlakukan di kedua daerah tersebut.
Akibat kerusuhan ini, Muslim di Burma mengumumkan bahwa mereka tidak akan menggelar acara untuk merayakan hari raya ‘Idul Adha 1433 H yang jatuh pada esok hari, sebab rasa duka akan saudara mereka yang menjadi korban serangan warga Buddhis di Arakan dan kurangnya jaminan keamanan bagi umat Islam. (siraaj/arrahmah.com)