EROPA (Arrahmah.com) – Aktor Irlandia, Liam Neeson mengatakan ia berpikir tentang menjadi seorang Muslim setelah menjalani kebangkitan spiritual di Turki, tulis institut Stonegate.
Neeson yang dilahirkan dalam sebuah keluarga Katolik Roma di Ballymena, Irlandia Utara mengatakan kepada surat kabar yang berbasis di London, The Sun, bahwa ia terkesan oleh suasana religius di Istanbul ketika ia menjalani syuting sebuah film di kota tersebut.
Ia mengatakan : “Islam menyeru untuk melaksanakan sholat lima waktu dan untuk minggu pertama, itu membuat Anda gila, kemudian itu masuk ke dalam jiwa Anda dan hal itu menjadi sangat indah, paling indah. Terdapat 4.000 masjid di kota, beberapa sangat menakjubkan dan benar-benar membuat saya berpikir mengenai menjadi seorang Muslim”.
Neeson hanyalah salah satu dari ratusan ribu orang Eropa yang menjual warisan Kristen mereka untuk eksotisme Islam. Lonjakan konversi memberikan kontribusi terhadap mainstream Islam di Eropa dan berkontribusi terhadap Islamisasi benua, tulis Institut Stonegate.
Di Inggris, jumlah Muslim yang baru saja memeluk Islam sekitar 100.000, menurut sebuah survey yang dilakukan oleh kelompok antar-iman yang disebut Faith Matters. Survey ini mengungkapkan bahwa hampir dua pertiga dari mereka adalah perempuan, lebih dari 70 persen berkulit putih dan rata-rata umur mereka sekitar 27.
Survey yang dilakukan oleh Kevin Brice dari Universitas Swansea di Wales, menanyakan kepada mualaf pandangan mereka tentang aspek negatif dari budaya Inggris. Mereka mengidentifikasi alkohol dan mabuk-mabukan, kurangnya moralitas dan kebebasan seksual dan konsumerisme tak terkendali.
Lebih dari satu dari empat orang mengakui terdapat “konflik alami” antara menjadi Muslim yang taat dan tinggal di Inggris. Sembilan dari sepuluh mualaf perempuan mengatakan sejak mereka mengubah agama ,menyebabkan mereka berpakaian lebih konservatif. Lebih dari setengah mulai mengenakan kerudung dan 5% yang mengenakan burqa/niqab.
Salah satu warga Inggris yang menonjol dan menjadi mualaf adalah Lauren Booth, adik ipar mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair.
Booth sekarang mengenakan kerudung setiap kali ia meninggalkan rumahnya dan melaksanakan sholat lima kali sehari.
Di Perancis, sebuah perkiraan menyatakan 70.000 warga Perancis telah memeluk Islam dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang dilaporkan 3 saluran televisi publik Perancis. Seperti di Inggris, mayoritas pemeluk Islam di Perancis adalah perempuan muda yang mengatakan mereka kecewa dengan materialisme.
Konversi ke Islam juga marak di Austria, Republik Ceko, Denmark, Finlandia, Belanda, Hungaria, Irlandia, Luksemburg, Norwegia, Polandia, Portugal dan Spanyol.
Di Italia, seorang Duta Besar Alfredo Maiolese, seorang anggota parlemen Italia, baru-baru ini menjadi seorang Muslim dan sekarang mendedikasikan waktunya mencoba memperbaiki citra Islam di Barat.
Di Swedia, kini terdapat sekitar 5.000 orang yang baru memeluk Islam.
Di Jerman, setidaknya 20.000 orang telah masuk Islam dalam beberapa tahun terakhir, seperti yang dilaporkan televisi RTL. Beberapa mualaf telah memainkan peran penting dalam Jihad di Jerman.
“Tren ini telah dianggap menjadi ancaman terhadap keamanan kami, dan sementara tidak semua mualaf adalah potensial ‘teroris’, kami menghadapi semacam aksi ‘terorisme’ yang tumbuh di halaman belakang kami sendiri,” ujar Menteri Dalam Negeri Wolfgang Schaeuble.
Banyak warga Eropa yang memeluk Islam pada kenyataannya menjadi jauh lebih sholeh dibanding Muslim yang memang sejak lahir dan banyak dari mereka yang menjadi “radikal” , tulis Institut Stonegate.
Di Belgia misalnya, Muriel Degauque, seorang perempuan dari Charleroi yang memeluk Islam, melakukan serangan bom syahid bom mobil menargetkan tentara penjajah Amerika di Irak pada November 2005. Seorang pembuat roti, Degauque menikah dengan seorang pria Muslim dan pergi untuk berjihad ke Irak.
Di Swiss, seorang pemuda yang memeluk Islam menjadi “ancaman potensial” keamanan negara, menurut Alard du Bouis-Reymond yang merupakan kepala kantor Migrasi Swiss.
Juga di Swiss, Daniel Streich yang sebelumnya merupakan tokoh Islamophobia terkenal dari Swiss, mantan anggota Partai Rakyat Swiss (SVP) yang berkampanye menentang pembangunan menara untuk Masjid, kini dia telah memeluk Islam. Dia sekarang mengatakan Swiss butuh lebih banyak Masjid. (haninmazaya/arrahmah.com)