BAMAKO (Arrahmah.com) – Para ahli internasional berkumpul di Bamako pada Selasa (30/10/2012) untuk mengencangkan rencana untuk intervensi militer untuk merebut wilaah Mali utara yang kini dikuasai oleh Mujahidin.
“Konferensi ini merupakan pertemuan harmonisasi yang harus mengarah pada usulan konkret untuk penerapan rencana strategis untuk ‘membebaskan’ utara dari negara kami,” ujar Menteri Pertahanan Mali, Yamoussa Camara pada awal petemuan yang rencanya akan berlangsung selama satu minggu.
Konferensi ini akan membahas “upgrade” tentara Mali, yang sangat kekurangan perlengkapan serta kondisi moral mereka berada di bawah setelah kekalahannya di tangan pejuang Tuareg yang akhirnya memicu pemberontakan pada Januari lalu.
Marah pada cara pemerintah menangani pemberontakan, sekelompok tentara menggulingkan pemerintahan di Bamako pada bulan Maret dan memungkinkan sejumlah besar wilayah di utara Mali jatuh ke tangan Mujahidin.
“Perang tidak dapat dihindari terhadap ‘teroris’ di utara Mali, bahkan jika berakhir dengan meja negosiasi,” klaim Camara.
Dewan Keamanan PBB pada 12 Oktober menyetujui resolusi yang mendesak Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) untuk mempercepat persiapan untuk kekuatan lebih dari 3.000 tentara yang akan berusaha merebut kembali Mali utara.
ECOWAS diberikan waktu hingga 26 November untuk memperjelas rencananya.
Perwakilan dari blok Afrika Barat, Uni Afrika, Uni Eropa dan PBB telah menghadiri konferensi di Bamako. (haninmazaya/arrahmah.com)