TEL AVIV (Arrahmah.id) — Panglima Militer Israel Letnan Jenderal Eyal Zamir telah menyetujui pemecatan komandan senior dan ratusan tentara cadangan karena menyerukan diakhirinya perang di Gaza.
Awal pekan ini, seperti dilansir Middle East Monitor (11/4/2025), ratusan tentara Angkatan Udara Israel (IAF) menandatangani surat yang mengecam serangan militer di Gaza, dengan mengatakan bahwa serangan itu “terutama melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan kepentingan keamanan” sambil menyerukan pemulangan sandera dan menambahkan bahwa ini hanya dapat dicapai melalui gencatan senjata dan bukan dengan cara militer.
Zamir—sebelumnya pensiunan mayor jenderal dan diaktifkan kembali menjadi jenderal tertinggi Zionis Israel—mengatakan fakta bahwa para prajurit menandatangani surat itu adalah masalah serius, mengeklaim bahwa mereka tidak dapat menandatangani petisi semacam itu dan kemudian kembali bertugas.
Menteri Pertahanan, Israel Katz, “dengan keras” mengkritik surat protes itu sebagai upaya untuk melemahkan legitimasi perang Israel melawan Hamas di Gaza.
Media Israel melaporkan bahwa beberapa penanda tangan surat itu termasuk mantan Kepala Staf Letnan Jenderal (purnawirawan) Dan Halutz, mantan Panglima Angkatan Udara Mayor Jenderal (purnawirawan) Nimrod Sheffer, dan mantan kepala Otoritas Penerbangan Sipil Kolonel (purnawirawan) Neri Yarkoni.
Mereka menyerukan kepada “semua warga negara Israel” untuk menuntut, di mana pun dan dengan segala cara, penghentian perang untuk mengembalikan para sandera.
Menurut pihak militer Israel, sepuluh persen penandatangan surat tersebut adalah prajurit cadangan aktif, yang sebagian besar adalah sukarelawan sementara sisanya adalah mantan atau pensiunan prajurit. (hanoum/arrahmah.id)