LONDON (Arrahmah.com) – Amerika Serikat berencana untuk mengkaji ulang strateginya di Afghanistan sebagai respon atas kemarahan yang meluas mengenai tingginya jumlah warga sipil yang menjadi korban serangan mereka, sebagaimana yang dikatakan oleh panglima AS pada Jumat (12/6).
Letnan Jenderal Stanley McChrystal mengatakan bahwa ia akan fokus dalam menyeimbangkan pengaruh taktis operasi jangka pendek dengan efek strategi jangka panjang, sembari menekankan bahwa melindungi penduduk merupakan salah satu fokus utama dalam memperoleh keseimbangan tersebut.
“Satu hal yang akan kami lakukan adalah mengkaji ulang semua aturan perang dan semua instruksi terhadap masing-masing unit, dengan penekanan bahwa kami berperang untuk penduduk dan terlibat dalam melindung mereka dari musuh maupun dari operasi kami sendiri,” kata McChrystal pada BBC.
“Kami tahu bahwa meskipun operasi dilakukan dengan alasan yang benar namun memiliki dampak negatif, hal tersebut dapt memberikan pengaruh yang negatif pula bagi semua pihak.”
McChrystal, mantan panglima pasukan khusus di Irak, akan mengambil komando atas 56.000 pasukan AS dan 33.000 tentara NATO dari berbagai negara, menggantikan Jenderal David McKiernan, yang diberhentikan bulan lalu.
Tingginya jumlah korban sipil akibat serangan AS ini menjadi isu yang cukup sensitif dimana pimpinan munafik Afghanistan maupun penduduk lokal, juga komunitas internasional, menentang keras dan melemparkan kritik yang tajam terhadap militer AS, sang polisi dunia.
Sebuah serangan udara bulan lalu di barat Afghanistan menewaskan warga sipil dalam jumlah terbesar. AS mengklaim bahwa korban yang tewas akibat serangannya hanya 20-35 orang saja. Sedangkan kenyataannya, korban sipil yang tewas akibat kebrutalan militernya berjumlah sekitar 150 jiwa.
“Hal terpenting bagi kami saat ini adalah melindungi rakyat Afghan sehingga mereka kemudian kembali memihak pemerintahnya yang legal dan efektif,” lanjut McChrystal mengenai prioritasnya.
“Sehingga jika kami memenangkan usaha (peperangan di Afghanistan) ini, hal itu terjadi karena kami melindungi penduduk dan sehingga usaha untuk menyerah musuh akan menjadi upaya untuk mendukung prioritas tersebut (merebut simpati publik).”
Saat ditanya mengenai pasukan tambahan yang dikirim ke Afghanistan, ia hanya menjawab bahwa semua usaha akan ditujukan untuk mencegah kebangkitan kembalinya kelompok mujahidin Taliban dan al-Qaeda. (Althaf/reuters/arrahmah.com)