BAMAKO (Arrahmah.com) – Sedikitnya 31 tentara tewas dalam serangan di Mali utara pekan ini, seorang perwira militer mengatakan Rabu (17/3/2021), dalam salah satu serangan paling mematikan terhadap militer tahun ini.
Lusinan penyerang dengan sepeda motor dan truk pick up pada Senin (15/3) menyerbu pos militer di barat daya kota Ansongo, dekat perbatasan dengan Burkina Faso dan Niger, ungkap tentara di media sosial.
Sebuah pernyataan awal mengatakan dua tentara telah tewas dan delapan luka-luka, tetapi pada Selasa malam (16/3) tentara memberikan jumlah korban yang lebih tinggi, menyebutkan 11 tewas dan 14 luka-luka dengan 11 masih hilang.
Namun pada Rabu (17/3), seorang perwira militer Mali, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 31 jiwa.
Dia menambahkan bahwa mayat 13 penyerang ditemukan setelah bentrokan itu.
Masih belum jelas berapa banyak tentara yang masih hilang.
Mali terjun ke dalam konflik pada tahun 2012 ketika kelompok lokal Tuareg didukung oleh para jihadis di utara.
Prancis telah melakukan intervensi di Mali. Namun kehadiran tentara asing ini tak mampu menangkal geliat pemberontakan yang diilhami oleh sejumlah kelompok jihad sejak pertengahan 2015. Serangan pemberontakan ini pun meluas hingga negara tetangga, Niger dan Burkina Faso.
Zona tiga perbatasan merupakan tempat serangan militer sejak awal tahun lalu oleh pasukan Barkhane Prancis dan sekutu regionalnya, terutama terhadap ISIS di kelompok Sahara Raya (EIGS).
(Althaf/arrahmah.com)