RIYADH (Arrahmah.id) — Pangeran Arab Saudi Abdulrahman bin Mosaad mengkritik pidato pimpinan kelompok Syiah Hizbullah Hassan Nasrallah terkait perang di Gaza yang mengakibatkan ribuan warga sipil tewas.
Abdulrahman menilai pernyataan Nasrallah hanya omong kosong. Ia menyebut Nasrallah tidak benar-benar mendukung Palestina.
“Tidak ada keraguan bahwa Poros Perlawanan adalah kebohongan besar. 100.000 rudal dan senjata besar-besaran yang dimiliki Hizbullah, tidak ada hubungannya dengan mendukung perjuangan Palestina,” ujarnya seperti dikutip The Jerusalem Post (5/11/2023).
Abdulrahman menyebut klaim poros perlawanan telah menangani masalah Palestina selama bertahun-tahun merupakan sarana implementasi agenda Iran di kawasan tersebut.
“Pidato Hassan Nasrallah yang mengatakan bahwa Operasi Banjir Al-Aqsa adalah operasi Palestina saja dan poros perlawanan terkejut dengan hal ini, dan semua yang dikatakan dalam pidato tersebut menghilangkan semua topeng,” katanya.
Dia berpendapat Nasrallah tak meyakini dengan apa yang telah disampaikannya kepada publik. Pidato Nasrallah, kata dia, hanya ilusi semata.
“Semua ilusi yang didasarkan pada slogan-slogan keras dan pidato-pidato yang bergema harus jatuh padanya,” tegasnya.
“Nasrallah tidak mempercayai pidatonya sendiri sampai dia mengatakan bahwa semua upaya harus dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza. Mengapa Anda mengatakan apa yang tidak Anda lakukan? Sangat menjijikkan bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu lakukan,” imbuhnya.
Nasrallah sebelumnya menyampaikan Hizbullah ingin segera menghentikan perang di Gaza dan memastikan milisi sekutunya di Palestina, Hamas, memenangkan peperangan.
Ini merupakan pernyataan publik pertama Nasrallah merespons perang Hamas vs Israel yang pecah sejak 7 Oktober lalu.
Hizbullah ingin segera menghentikan perang di Gaza dan memastikan milisi sekutunya di Palestina, Hamas, memenangkan peperangan
“Kami mempunyai dua tujuan di depan kami – menghentikan pertempuran karena alasan kemanusiaan dan mencapai kemenangan bagi Gaza dan Hamas,” tandasnya.
Pasukan Israel semakin agresif melakukan serangan baik udara maupun darat kepada warga Palestina. Tak hanya ambulans, pasukan Israel menggempur rumah sakit, toko roti, hingga kamp pengungsian.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan warga Palestina yang tewas mencapai 9.488 sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu. Sebanyak 3.900 di antara korban tersebut merupakan anak-anak. (hanoum/arrahmah.id)