SEMARANG (Arrahmah.com) – Berkaitan dengan diperiksanya 9 warga negara Filipina di Mapolda Jateng, Pangdam IV Diponegoro Mayjen Haryadi Soetanto meminta masyarakat harus lebih peka terhadap ancaman “terorisme”.
“Jika ada orang asing memakai sorban dan jubah serta berjenggot, laporkan saja ke pihak keamanan. Masyarakat harus lebih peka terhadap hal-hal seperti itu,” tegas Pangdam usai mengikuti peringatan detik-detik Proklamasi di Lapangan Pancasila Simpanglima Semarang, Senin (17/8).
Dikatakan oleh Mayjen Haryadi Soetanto masyarakat Indonesia sekarang ini masih terlalu longgar. Pengamanan sudah dilakukan oleh TNI, namun kesadaran masyarakat terhadap ancaman-ancaman teror bom terlalu rendah.
“Berulang kali terjadi ledakan bom tapi masyarakat malah menganggapnya sebagai sesuatu hal yang biasa. Kepekaan terhadap ancaman teror itu terlalu rendah,” katanya.
Ditambahkan olehnya peristiwa di Temanggung tak perlu terjadi jika masyarakat berperan aktif dan peka terhadap ancaman “terorisme”.
“Padahal potensi teror ada di negeri ini seperti ajaran-ajaran yang tidak benar, kemiskinan dan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” jelas Pangdam.
TNI, menurut Pangdam, sudah mengawasi pergerakan masuk keluar warga asing mulai dari pelabuhan serta jalur perbatasan bekerjasama dengan imigrasi.
“Kita tidak bisa menghalang-halangi orang asing yang akan berwisata.
Tapi kalau tidak jelas tujuannya datang ke Indonesia itu menjadi tugas polisi,” ujarnya.
Mengenai 9 warga negara Filipina tersebut, Pangdam mengatakan telah diambil langkah-langkahnya oleh Polda Jateng, dan mereka akan dikembalikan ke negaranya.
“Kalau tidak jelas tujuannya kesini, daripada ngerecokin dan membawa kerusuhan, pulangkan saja,” cetus Pangdam.
Dia menambahkan bahwa harus mulai lebih tegas terhadap hal-hal seperti itu. Negara ini adalah negara hukum sehingga tidak bebas orang bisa keluar masuk seenaknya saja. (okz/arrahmah.com)