WASHINGTON (Arrahmah.com) – Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, akan memberikan laporan singkat mengenai pergeseran strategi AS terhadap Asia dan akan berusaha untuk meredakan kekhawatiran bahwa ketidakpastian fiskal dapat merusak komitmen Washington untuk usaha menjalin kepentingan tersebut saat ia memulai kunjungan sepekan ke wilayah tersebut akhir pekan ini.
Bersamaan dengan resahnya wilayah Asia-Pasifik ketegangan baru atas klaim persaingan kedaulatan di Laut Cina Selatan, Panetta terbang ke Hawaii pada Rabu (30/5/2012) untuk memberikan pidato singkat dengan kepala Komando AS Pasifik sebelum melanjutkan perjalanan ke Singapura untuk Dialog Shangri-La yang berlangsung tahunan.
Panetta kemudian akan menghabiskan dua hari di Vietnam dan India, negara-negara yang posisinya telah menjadi semakin penting bagi AS untuk memaksakan peraturan regional yang akan melindungi kebebasan navigasi dan perdagangan sembari menyelesaikan konflik secara damai.
Perjalanan pertama Panetta ke wilayah Asia-Pasifik sejak Pentagon mengeluarkan pedoman strategis baru pada Januari lalu menyerukan pergeseran fokus terhadap wilayah ini, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan.
“Apa yang kami lakukan melalui Asia adalah untuk memberikan laporan yang komprehensif bagi mitra dan semua orang di kawasan ini tentang segala hal yang secara praktis menyeimbangkan kawasan Asia-Pasifik,” kata pejabat itu pada konferensi pers, yang berbicara tanpa menyebut nama.
Panetta juga kemungkinan akan berusaha untuk mengatasi kekhawatiran mengenai pengurangan anggaran pertahanan AS dan berusaha untuk meyakinkan bahwa Washington akan dapat mempertahankan komitmennya untuk wilayah tersebut meskipun defisit melonjak.
Pentagon berada di bawah perintah dari Kongres untuk memotong anggaran pertahanan sebesar $ 487 miliar selama dekade berikutnya. Pemotongan ini kemungkinan bisa dibatalkan Kongres dengan meningkatkan pendapatan atau membuat pemotongan di tempat lain dalam anggaran AS.
“Salah satu hal yang akan anda simak dari menlu secara khusus adalah bagaimana menyeimbangkan kembali sumber daya dan komitmen Amerika Serikat terhadap Asia-Pasifik dalam jangka panjang,” kata pejabat itu.
Dialog Shangri-La ditujukan untuk menyatukan pemimpin sipil dan militer senior dari hampir 30 negara Asia-Pasifik dalam rangka mendorong kerja sama keamanan. Disponsori oleh thinktank Institut Internasional untuk Studi Strategis, konferensi ini pertama kali diadakan pada tahun 2002 dan mengambil nama salah satu hotel di Singapura sebagai tuan rumah.
Usaha AS terhadap Cina
Sementara pemerintah Presiden Barack Obama menegaskan bahwa pergeseran fokus ini tidak ditujukan untuk satu negara, Panetta harus berusaha lebih untuk mengatasi kekhawatiran Beijing bahwa fokus baru strategis AS di Asia berusaha untuk menelikung kebangkitan Cina sebagai kekuatan global.
“Dia harus berhati-hati tentang apa yang dia katakan,” kata Jonathan Pollack, seorang analis Cina di Brookings Institution. “Ini penting bagi segala jenis pesan yang akan ia sampaikan supaya tidak memicu respon yang tak terduga dari Cina.”
Pollack mencatat bahwa Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton, memicu perselisihan dengan Cina di sebuah forum ASEAN di Vietnam 2010 dengan menekan masalah klaim teritorial di Laut Cina Selatan.
Kemitraan pertahanan
Pejabat pertahanan AS mengatakan perjalanan ke New Delhi bertujuan untuk memperdalam hubungan pertahanan dengan India, yang tercantum dalam panduan strategis pada Januari sebagai mitra pertahanan.
“India adalah satu-satunya negara yang telah disebutkan secara khusus dalam pembinaan pertahanan strategis sebagai mitra,” kata pejabat itu. “Kami akan beralih ke sebuah era di mana kerja sama pertahanan dengan India akan berada pada kondisi yang cukup mantap.”
Karl Inderfurth, seorang analis Asia Selatan di Pusat Studi Strategis dan Internasional, mengatakan penyebutan India dalam panduan strategis adalah sinyal bahwa Amerika Serikat ingin membantu New Delhi untuk membangun stabilitas di kawasan itu.
“India mendapat posisi dalam panduan strategis baru yang tidak diperoleh negara lain,” katanya. “Amerika Serikat sedang berusaha menarik India terlibat lebih dari sekedar bisnis pertahanan. Ini menunjukkan bahwa India akan berkontribusi sebagai penyedia keamanan di wilayah Samudera Hindia yang lebih luas.”
Inderfurth, mantan sekretaris asisten negara untuk urusan Asia Selatan, mengatakan India sedang mengevaluasi kemampuan dan sedang berpikir tentang peran dan keterlibatan dalam memperluas kerja sama pertahanan dengan Amerika Serikat.
New Delhi kemungkinan untuk melakukannya dengan cara yang akan mengurangi keprihatinan Beijing tentang pengelompokan negara yang anti-Cina.
Pejabat India kemungkinan besar juga akan bertanya pada Panetta tentang Afghanistan, kata Inderfurth. India khawatir bahwa penarikan AS sebelum pasukan Afghanistan siap untuk mengambil alih persyaratan keamanan yang dapat menggoyahkan negara itu, yang memungkinkan untuk kembali menjadi surga bagi kelompok Islam yang bertekad menyebarkan pengaruh mereka di Kashmir.
“Mereka sangat khawatir bahwa jika AS pergi dan tidak melakukannya secara bertanggung jawab, dan bahwa pasukan keamanan Afghanistan tidak akan mampu menghadapi tantangan ini, dan bahwa mereka akan kembali ketika rezim Islam radikal didirikan,” katanya. (althaf/arrahmah.com)