HERAT (Arrahmah.id) – Persatuan Saffron Nasional Afghanistan mengatakan bahwa panen saffron di Herat akan meningkat dua kali lipat tahun ini.
Berdasarkan statistik serikat pekerja, hampir empat puluh ton saffron diperkirakan akan dipanen di Herat tahun ini.
Sementara itu, Festival Bunga Saffron tahunan telah diadakan di Herat.
Para petani saffron di Herat memamerkan saffron segar mereka di 40 stan di Departemen Pertanian di kota Herat, lansir Tolo News (17/11/2023).
Menurut serikat saffron nasional negara tersebut, panen tahun ini di Herat meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.
“Mempertimbangkan penanaman yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah dilakukan di provinsi Herat tahun ini, kami dapat mengklaim bahwa kami mungkin akan menembus batas 40 ton,” kata Bashir Ahmad Rashidi, kepala Persatuan Saffron Nasional Afghanistan.
“Hampir 20.000 orang terlibat dalam budidaya saffron, dan hasil panen saffron tahun ini lebih baik dari tahun lalu,” kata Peer Mohammad Halimi, direktur pertanian dan irigasi Herat.
Meskipun panen saffron di negara ini meningkat, sejumlah petani mengatakan bahwa masalah dalam mengekspor “emas merah” ke luar negeri masih menjadi tantangan serius.
“Sangat sedikit yang diekspor dengan kemasan khusus dan dengan nama perusahaan Afghanistan, misalnya, kami mengekspor ke India dan Turki, kemudian mereka menjual ke pasar internasional dengan nama mereka sendiri,” kata Abdulshukor Eisar, seorang petani saffron.
“Berdasarkan sanksi yang diberlakukan terhadap Afghanistan, kami memiliki masalah dalam mentransfer uang melalui sistem perbankan global, dan kami berharap dapat mengatasi masalah ini dengan pencabutan sanksi tersebut,” ujar Mohammad Yousuf Amin, Direktur eksekutif Kamar Dagang dan Investasi Herat.
Lebih dari 80% penanaman, pemanenan dan persiapan saffron di Herat dilakukan oleh perempuan dan anak perempuan.
Saffron Afghanistan memiliki banyak pelanggan di pasar internasional. India, Kanada, Arab Saudi dan Spanyol telah menjadi pembeli terbesar saffron di negara ini tahun ini.
Pada tahun lalu, lebih dari dua puluh ton “emas merah” negara ini senilai 21 juta dolar telah diekspor ke negara-negara tersebut. (haninmazaya/arrahmah.id)