(Arrahmah.id) – “Israel” bangsa paling unik di dunia. Ikatan kebangsaan mereka sangat kuat, bahkan paling kuat dibanding bangsa manapun. Kebanggan sebagai keturunan “Israel” mereka jaga ketat. Dikuatkan dengan kisah-kisah leluhur mereka dahulu yang pernah terzalimi lalu dibela Allah dengan begitu ajaib. Ada kisah Nabi besar Musa as yang secara dramatis diselamatkan Allah dari kejaran Firaun. Ada Nabi Daud as yang dimenangkan Allah melawan Jalut. Ada Nabi Sulaiman as yang Allah beri kerajaan yang hebat tak ada tandingan.
Semua kisah leluhur yang begitu heroik membuat keturunan “Israel” memiliki dua ikatan yang sangat kuat; garis keturunan dan garis keyakinan. Garis keturunan yaitu bangsa “Israel”. Garis keyakinan yaitu agama Yahudi.
Masih ditambah dengan bahasa Ibrani yang menjadi pemersatu bangsa “Israel”. Setelah ribuan tahun mereka terpecah di berbagai wilayah, tak punya negara yang berfungsi menjaga bahasa mereka, tapi faktanya setelah mereka berkumpul kembali di tanah Palestina tahun 1948, bahasa Ibrani langsung menjadi bahasa resmi negara. Dituturkan dengan lancar oleh semua anak bangsa “Israel” dari berbagai tempat. Bahkan mereka punya font sendiri.
Ini berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Misalnya Mesir, di masa lalu punya bahasa sendiri, tapi setelah ditaklukkan Islam dan membawa bahasa Arab, kini Mesir menjadi penutur Arab dengan font Arab. Bahasa lokal Mesir punah.
Kombinasi fanatisme leluhur, agama, bahasa dan kecerdasan membuat bangsa “Israel” memiliki ikatan persatuan yang sangat kuat. Meski jumlah mereka kecil, tapi mampu mengendalikan dunia. Lihat buktinya, AS, Jerman, Inggris, Prancis dan negara-negara kuat lain berada dalam kendali mereka. Secara tidak langsung mereka mennggenggam dunia, meski wajah depannya bernama PBB, AS, NATO, IMF, Bank Dunia, Google, Facebook, CNN, BBC dan lain-lain.
“Israel” Mengendalikan Dunia Dengan Sihir
Substansi makna dari kata sihir adalah kebohongan atau kebatilan. Maksudnya, menyajikan data yang berbeda dengan fakta. Atau menyajikan gambar yang berbeda dari kenyataan. Atau menyajikan narasi yang berbeda dari realita hakiki.
Tatkala ahli sihir Firaun melempar tali dan tongkat ke arena pertarungan, hakekat benda itu tak berubah. Sebab, benda mati tak mungkin berubah menjadi ular yang hidup secara tiba-tiba. Dari mana ahli sihir mendatangkan ruh?
Tapi mengapa penonton melihatnya sebagai ular yang hidup? Itulah yang disebut sihir. Karena itu Al-Qur’an menggunakan kalimat berikut untuk menggambarkan peristiwa itu:
فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ سَحَرُوٓاْ أَعۡيُنَ ٱلنَّاسِ وَٱسۡتَرۡهَبُوهُمۡ وَجَآءُو بِسِحۡرٍ عَظِيمٖ ١١٦ – الأعراف
“Tatkala mereka (ahli sihir Firaun) melempar (tali dan tongkat), mereka menyihir seluruh mata penonton, menciptakan horor dan memainkan sihir yang hebat.” (QS. Al-Araf: 116)
Perhatikan dengan baik, apa yang disihir olah para ahli sihir itu? Ternyata menurut ayat bukan tali dan tongkat yang disihir, tapi mata penonton. Maknanya, gambar yang tersaji di mata penontonlah yang direkayasa. Mereka angkat tangan untuk merubah benda mati menjadi hidup secara hakiki. Karena itu yang bisa mereka lakukan hanyalah merubah gambar yang tersaji di mata penonton.
“Israel” selama ini menjalankan metode sihir untuk menaklukkan dunia dan menjaga citra dirinya tetap baik tanpa cela. Termasuk memainkan jurus playing victim – menempatkan diri sebagai korban kezaliman bangsa lain untuk memanen simpati. Maksudnya korban Nazi Jerman.
Sihir paling kuat yang dimainkan “Israel” adalah media. Media-media paling berpengaruh di dunia dipastikan berada di bawah kendali para taipan Yahudi. Opini yang dibentuk harus selalu menguntungkan “Israel”. Hasilnya, mayoritas manusia di dunia bisa dikendalikan.
“Israel” dicitrakan sebagai negara penjaga Demokrasi di kawasan Timur Tengah. Negara-negara Arab di sekelilingnya adalah negara primitif yang barbar. “Israel” adalah negara paling menghormati HAM.
Umat manusia sedunia tersihir dengan narasi yang diulang-ulang di media mainstream itu. Fakta bahwa “Israel” datang sebagai penjajah selalu dicoba ditutupi oleh narasi dan gambar yang menyihir tersebut.
Sihir Dibatalkan Fakta
Satu per satu Allah bukakan fakta melalui perang yang panjang ini. Dan memang harus panjang, jika pendek rangkaian fakta itu tak ada kesempatan untuk diulas dengan cukup oleh para pengamat sehingga membuka mata dunia. Inilah sebab lain mengapa Allah takdirkan perang berlangsung hingga 6 bulan dan sudah memasuki bulan ke 7.
Jika perang cepat selesai, fakta-fakta yang muncul terlalu banyak dan terjadi pada masa yang singkat, sehingga tak terpotret dengan baik. Allah ingin membuka fakta melalui peristiwa demi peristiwa, satu demi satu, dengan durasi yang cukup untuk dicerna dan dipahami umat manusia.
Peristiwa tentara “Israel” yang menangis dan stres karena perang membantah narasi bahwa tentara “Israel” adalah tentara paling kuat dan tangguh secara mental. Ternyata yang lebih tangguh adalah pejuang Muslim Gaza yang berani menyerang dari titik 0 meter. Satu buhul sihir terurai.
Peristiwa pertukaran tawanan dan testimoni yang keluar dari mulut mereka. Orang “Israel” yang ditawan Hamas, mereka mendapat perlakukan baik, bahkan anjing kecil yang menyertai selama ditawan bisa dibawa pulang kembali ke “Israel”. Sebaliknya, Muslim Gaza yang ditahan di “Israel” mendapat perlakuan horor. Artinya, pejuang Gaza itu baik dan “Israel” itu kejam. Fakta ini membuka buhul sihir lain.
Peristiwa penghancuran RS yang menurut Konvensi Jenewa dilarang untuk dihancurkan. Juga sekolah dan rumah ibadah. Ini juga mengurai buhul sihir yang menyebut “Israel” sangat menghormati HAM. Ternyata faktanya “Israel” tak lebih bangsa barbar tak beradab.
Terbaru tentara “Israel” menghajar tanpa ampun rombongan mobil lembaga kemanusian internasional yaitu World Central Kitchen yang mengakibatkan terbunuhnya 7 relawan. Peristiwa terjadi pada Senin, 1 April 2024 – enam bulan setelah pecah perang. Rinciannya, 3 warga Inggris, 1 warga Australia, 1 warga Polandia, 1 warga Pelestina dan 1 warga AS-Kanada.
Peristiwa tersebut membuat negara-negara Barat yang selama ini mendukung “Israel” menjadi murka. Ternyata “Israel” tak hanya tega membunuh warga Palestina, bahkan membunuh teman-teman mereka sendiri. Orang-orang Barat menjadi tahu watak asli “Israel” yang bengis, berbeda dengan citranya di media. Satu lagi buhul sihir terurai.
Tentu saja masih akan menyusul peristiwa-perintiwa berikutnya. Allah beri jatah waktu yang cukup untuk tiap peristiwa. Agar seluruh fakta tentang hakekat “Israel” terbuka, dan buhul sihir terurai. Sebailknya, umat Islam yang selama ini dinarasikan jahat, terbuka sedikit demi sedikit hakekat kebaikannya.
Perlu Waktu, Tidak Bisa Instan
Tidak bisa membuka semua tabir kebohongan ini dalam waktu singkat. Semuanya perlu waktu. Allah Maha Tahu entah sampai kapan untuk dianggap cukup. Meski memang harga untuk terbukanya tabir kepalsuan ini sangat mahal, terbunuhnya 32.000 lebih warga Gaza, puluhan ribu terluka, jutaan kelaparan, masjid hancur, sekolah hancur, RS hancur dan rumah-rumah hampir semuanya hancur.
Setiap peristiwa yang kemudian membuka mata dunia, membatalkan sihir yang selama ini menguasai mereka, membutuhkan waktu untuk disaksikan, dibaca, diperdebatkan, dicerna lalu disimpulkan. Setelah satu peristiwa selesai melewati siklus tersebut, barulah disusul peristiwa baru. Masing-masing memerlukan waktu, bisa sepekan atau lebih.
Perumpamaannya seperti pelajaran di sekolah. Atau pelajaran dalam kehidupan. Tidak bisa seluruh poin dalam kurikulum disampaikan dalam sehari. Murid tak akan bisa menangkap seluruhnya. Hanya satu atau dua yang tertangkap, selebihnya akan terlewat begitu saja.
Sihir yang digunakan “Israel” untuk menarik dukungan dunia itu banyak sekali item-nya. Ada citra diri sebagai bangsa baik dan beretika. Ada citra diri sebagai bangsa pemberani dan ksatria. Ada citra diri sebagai pasukan terkuat dan intelijen terhebat. Ada teknologi tercanggih. Ada citra hormat HAM. Dan seterusnya.
Satu per satu akan dibatalkan oleh perang panjang ini. Sehingga terbuka hakekat semuanya dan tersingkap kebohongan seluruhnya. Sihir akan sirna. Mata dunia kemudian melihat “Israel” dalam rupa aslinya. Mereka pasti akan membenci dan menjauhinya.
Tanpa membatalkan rangkaian sihir itu, dunia akan tetap memberi dukungan terhadap “Israel”. Bahkan ketika kelak kalah dari Gaza, dunia masih akan menempatkannya sebagai korban seperti saat dibantai Nazi Jerman. Artinya, Gaza menang secara militer tapi kalah secara opini.
Kita berbaik sangka kepada Allah. Bahwa kehendak Allah ini bukan untuk keburukan umat Islam tapi demi kebaikan mereka. Allah ingin kemenangan umat Islam di lapangan disertai dengan kemenangan secara opini. Semuanya hakiki, tak ada yang hasil olah opini atau sihir. Kebaikan pejuang Gaza tampak secara hakiki, bukan pencitraan media. Maka jika kelak mendapat kemenangan di lapangan, lalu dikombinasi kemenangan secara opini, inilah yang akan menjadi fathan mubina (kemenangan gemilang nan sempurna).
Semua yang istimewa memang harganya mahal. Fathan mubina pasti melalui tangga yang amat berat. Maka jangan lupa berbaik sangka kepada Allah, semua akan indah pada waktunya. Kita bantu doa semoga para pejuang Gaza dan umat Islam secara umum diberi kesabaran dan keteguhan oleh Allah sehingga kuat melewati anak tangga yang super berat ini. Wallahul-musta’an.
والله أعلم بالصواب
@elhakimi – 29 Ramadhan 1445 H / 09042024 M