RUTHERFORD (Arrahmah.com) – Para siswa yang menghadiri pekan budaya di sebuah sekolah tinggi di Tennessee kecewa setelah menemukan distribusi pamflet yang menyinggung yang menyebarkan pesan anti-Muslim di sebuah stand yang dikelola oleh federasi Yahudi.
“Ini adalah pekan untuk membawa orang bersama-sama dan pekan untuk mengeksplorasi budaya dan tidak seharusnya ada politik yang dapat mendorong orang-orang untuk terpecah,” Siswa Muslim Merna El-Rifai mengatakan kepada Fox 17 WZTV, Sabtu (8/2/2014).
El-Rifai adalah salah satu siswa yang menemukan pamflet di sebuah stand yang dikelola oleh Federasi Yahudi Nashville dan Tennessee Tengah.
“Sayangnya anak-anak Palestina diajarkan kebencian dan kekerasan di Masjid,” demikian diantara bunyi pamflet tersebut.
Mengeluhkan tentang pesan provokatif dan dan menyinggu yang disampaikan dalam pamflet tersebut, Federasi Yahudi mengeluarkan permintaan maaf dan mengatakan bahwa pamflet tersebut sebenarnya tidak disediakan untuk para siswa.
“Federasi Yahudi Nashville dan Tennessee Tengah meminta maaf jika kami menyinggung siapapun di acara pekan budaya Ravenwood High School,” kata Federasi Yahudi dalam sebuah pernyataan.
“Di antara banyak bahan yang ditawarkan di meja kami, ada satu brosur kami yang seharusnya tidak didistribusikan.”
“Sebagai agama minoritas, kami menghormati dan memahami perasaan komunitas Muslim yang menjadi target,” tambah pernyataan itu.
Patut dipertanyakan, kalau memang brosur tersebut tidak untuk dibagikan, kenapa bisa ada di meja stand?
Penjajah zionis “Israel” menduduki kota suci Al-Quds (Yerusalem) dan Tepi Barat dalam perang tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah tindakan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional atau resolusi PBB.
Juni lalu, Komite PBB tentang Hak Anak (CRC) mengeluarkan laporan yang menuduh penjajah zionis “Israel” secara sistematis menyiksa anak-anak Palestina dan menggunakan mereka sebagai tameng manusia selama dekade terakhir.
Laporan CRC mengatakan hingga 7.000 anak-anak Palestina berusia 9 sampai 17 tahu ditangkap dan diinterogasi oleh tentara zionis “Israel” dan dipenjara.
Siapa yang sebenarnya teroris dan mengajarkan kekerasan kepada anak-anak Palestina?
Tidak Cukup
Permintaan maaf atas konten menyinggung dalam pamflet tersebut membuat jengkel banyak mahasiswa Muslim.
“Meminta maaf isi pamflet yang menyinggung tersebut tidak sama dengan meminta maaf terhadap umat Islam karena menyamakannya dengan teroris.” kata Aktivis Muslim Drost Kokoye.
Orang tua El-Rifai, dari Murfreesboro, Tennessee, bertemu dengan pihak sekolah untuk mengadukan terkait adanya pamflet yang provokatif dan menyinggung buatan Yahudi tersebut.
“Saya telah mengalami ada orang yang datang kepada saya dan berteriak “teroris”, orang yang tidak saya kenal,” kata El-Rifai.
“Itu menyinggung saya karena saya merasa hal seperti itu merupakan kelanjutan dari keberadaan pamflet itu,” tambahnya.
Yahudi selalu melakukan cara untuk menyakiti ummat Islam, dimanapun berada, bahkan di acara pekan budaya sekalipun. (ameera/arrahmah.com)