PALU (Arrahmah,com) – Kota Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, diguyur hujan lebat pada Sabtu (13/10/2018) sore yang mengakibatkan beberapa kawasan permukiman di wilayah itu terendam banjir.
Beberapa ruas jalan di kota itu terendam air dan arus lalu lintas di jalan terlihat melambat.
Hujan deras juga berdampak pada pengungsi korban gempa yang hidup di tenda-tenda. Mereka terlihat sibuk berbenah karena air masuk ke dalam tenda dan mengenangi tempat tidur mereka.
Permukiman warga yang terendam tersebar di beberapa titik antara lain di bilangan Jalan Malaya, Kelurahan Birobuli Selatan, Jalan Karajalembah, Jalan Miangas, Jalan Lembu, dan Kampung Lere.
Kebanyakan rumah warga terendam banjir luapan air dari drainase, meski hujan deras hanya berlangsung sekitar satu jam.
Permukiman warga yang terendam menjadi langganan tetap saat hujan deras mengguyur wilayah Kota Palu, karena berada di dataran rendah.
Di bilangan jalan Karajelembah, air mengalir bagaikan sungai. Kendaraan-kendaraan yang melintas mengurangi kecepatan dan menyalakan lampu guna menghindari kecelakaan.
Dudin, salah seorang warga di Karajalembah mengatakan, rumahnya terendam dan beberapa peralatan dapur, termasuk beras satu karung ikut terendam.
“Hujan cukup deras dan juga disertai angin kencang itu membuat warga cemas, apalagi gempa masih saja mengguncang Kota Palu, meski skala kecil.” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Ny Sri, seorang warga di bilangan Jalan Malaya. Di kawasan itu juga banyak rumah yang terendam.
Saban hujan deras, kawasan permukiman penduduk di wilayah tersebut sering menjadi langganan banjir, sebab lokasinya berada pada dataran rendah.
Kawasan itu juga terdampak bencana alam gempa bumi. Banyak rumah yang rusak, termasuk rumahnya ambruk diterjang gempa berkekuatan 7,4 SR yang mengguncang Kota Palu dan menimbulkan tsunami pada 28 September 2018 itu.
Sumber: Antara
(ameera/arrahmah.com)