REHOVOT (Arrahmah.com) — Palestina menuntut Israel segera membebaskan seorang tahanan yang mogok makan di penjara Israel selama 112 hari.
Tindakannya sebagai protes atas penahanannya tanpa tuduhan oleh Israel, kata ibunya.
Para demonstran menyerukan agar dia dan yang lainnya juga melakukan mogok makan.
Berat badan tahanan itu, Miqdad Al Qawasmi turun setengahnya.
Dia mulai menolak makanan sejak 21 Juli dan hanya minum air dengan garam, kata keluarganya, seperti dilansir AP (10/11/2021).
Protesnya, dan mogok makan oleh lima tahanan lainnya dari Tepi Barat sebagai tanggapan atas penempatannya dalam penahanan administratif.
Israel dapat menahan orang-orang Palestina yang dianggap sebagai tersangka hingga 60 hari tanpa tuduhan.
Kemudian, memperpanjang periode itu dengan persetujuan pengadilan.
PBB dan Uni Eropa mengkritik praktik tersebut.
Tidak dapat berbicara, Qawasmi (24) menjadi yang paling lemah dari enam tahanan lainnya.
“Kondisi kesehatannya buruk karena mogok makan terus menerus,” kata ibu Qawasmi, Iman Qawasmi, kepada Reuters pekan lalu.
Dia berada di unit perawatan intensif di rumah sakit Kaplan di Rehovot, dekat Tel Aviv untuk mendampingi putranya.
”Mengapa tidak ada yang campur tangan untuk menyelamatkan nyawa manusia?” tanyanya.
Dia menghabiskan beberapa minggu di rumah sakit sebelum dipindahkan kembali ke klinik penjara Ramle.
Qawasmi ditangkap pada Januari 2021.
Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan penahanan administratifnya berdasarkan intelijen yang diajukan ke pengadilan.
Dia dituduh terlibat dalam kegiatan yang terkait dengan kelompok Islam Palestina Hamas.
Status ini telah ditangguhkan karena dirawat di rumah sakit, pejabat itu menambahkan.
Warga Palestina telah menggelar protes di Tepi Barat, bagian yang direbut Israel dalam perang Timur Tengah 1967.
Mereka mendukung Qawasmi dan lima pemogok makan lainnya untuk dibebaskan.
“Kami menyerukan Otoritas Palestina untuk memobilisasi sumber dayanya dan serukan solidaritas internasional dengan para tahanan,” kata demonstran Omar Assaf.
Ada sekitar 500 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel di bawah penahanan administratif, kata para pejabat Palestina.
Israel tidak pernah merilis angka tersebut. (hanoum/arrahmah.com)