(Arrahmah.com) – Sayap media resmi Al-Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP), Al-Malahem Media (AMM), telah merilis sebuah majalah online terbarunya yang ditulis dalam bahasa Inggris berjudul, “Palestine, betrayal of the guilty conscience”, pada Sabtu (16/8/2014). Tak sekadar majalah biasa, kali ini AQAP bertujuan membangun kesadaran pembacanya tentang kewajiban membela Palestina hingga ke tataran teknis, baik dengan akal, darah, jiwa maupun raga.
Sebelumnya, AQAP pernah merilis sebuah majalah bernama Inspire, yang isinya mendorong pembacanya untuk melakukan tindakan langsung untuk merespon kepentingan penjajahan Amerika dan “Israel”. Berangkat dari ide propaganda tersebut, maka AQAP melakukan adopsi dan adaptasi beberapa ide sebelumnya agar melengkapi tindakan konkret yang bisa dilakukan pembaca, setelah memahami seruan kewajiban jihad memperjuangkan kemerdekaan Palestina dari penjajahan dunia (baca: “Israel” dan sekutu-sekutunya).
Untuk membuka pemahaman pembaca, redaksi majalah ini memaparkan “laporan, pandangan dan strategi teknis terkait serangan 11 September, operasi Muhammad Merah, penembakan di museum Brussels dan bom Boston.” Dengan demikian, pembaca diharapkan mampu menyerap hikmah jihad yang dialami para jihadist terdahulu yang telah ditempa dalam “sekolah kehidupan”, sekaligus memberi langkah praktis bagaimana mempersenjatai diri dengan cara yang mudah, murah dan sederhana, namun efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ini dulu, baru itu
Mengutip muqadimah majalah ini, redaksi AMM mengatakan bahwa “karya ini disusun untuk membantu pembaca menemukan cara untuk mendukung saudara-saudara Muslim di Palestina dan Gaza.” Adapun teknis pembelaan terhadap Palestina dan Gaza tak hanya berupa kumpulan wacana, namun juga diserta langkah-langkah teknis yang bisa kita lakukan sendiri, seperti cara praktis membuat bom dari alat-alat masak bekas di dapur kita sendiri.
Teknis tersebut terdapat pada rubrik “AQ Chef” , yangjuga diadaptasi dari edisi pertama Inspire yang menunjukkan bagaimana merakit bom dengan alat penanak nasi (rice cooker) seperti yang digunakan dalam serangan bom Boston pada 15 April 2013.
Selain itu, pada rubrik lain, yang diadaptasi dari majalah Inspire edisi ke-12, redaksi memberi tips kepada pembaca bagaimana merakit sebuah bom mobil sederhana, seperti yang digunakan pada serangan Times Square pada 1 Mei 2010. Operasi tersebut dilakukan oleh Faisal Shahzad, yang dilatih oleh Taliban Pakistan. Pasti, setelah ini, pembaca menjadi lebih penasaran, bukan?
Namun, sebelum itu, pembaca disarankan untuk terlebih dahulu menyimak rubrik lain yang tak kalah menarik. Sebab, langkah teknis jihad tidak akan lengkap jika kita tidak menyertainya dengan pemahaman yang utuh berdasarkan beberapa hikmah yang disampaikan para Mujahid pendahulu. Semuanya dijelaskan dalam rubrik tulisan para pemimpin dan petinggi Al-Qaeda, baik yang telah meninggal atau yang masih hidup, termasuk tulisan Syaikh Usamah bin Laden dan Syaikh Abu Yahya al-Libi Rahimahumullah.
Tak kalah menarik, kita juga dapat membaca tulisan dari Samir Khan Rahimahullah, seorang warga Amerika yang membidani majalah Inspire, yang ditulis sebelum ia syahid dalam serangan pesawat tak berawak milik AS. Sungguh menyentuh dan menggugah.
Adapun satu halaman lain yang bernas berisi kutipan dari Syaikh Nasir Al-Wuhayshi Hafidhahullah. Beliau adalah amir AQAP dan general manager Al Qaeda yang kali ini dikutip nasihat singkatnya dari video AQAP yang berjudul “Di sini kita mulai, dan di Al-Aqsha kita akan berjumpa.”
Syaikh Al-Wuhayshi mengatakan bahwa demonstrasi saja tidak cukup untuk melawan aliansi Zionis-Salibis. “Orang-orang harus terus menerapkan tekanan tanpa jeda sampai semua Palestina dibebaskan. Mereka tidak boleh terganggu oleh solusi imajiner yang menghentikan pembantaian saat ini saja. [Hingga esok] mereka [menjadi] lebih ganas dan mematikan. Dan bagi kita [saat] untuk menjual darah hari ini untuk kedamaian esok hari. Balaslah dendam [yang] besar [ini], jadi jangan [pernah] meninggalkannya.”
Melengkapi pemahaman akan jihad, pemimpin AQAP lainnya, Syaikh Harits bin Ghazi An-Nadhari, juga menekankan pentingnya menghadapi konspirasi Zionis- Salibis.
Pernyataan Nadhari pertama kali muncul dalam pesan audio yang dirilis awal tahun ini. “Negara Yahudi terkutuk tidak akan berdiri tanpa bantuan dan dukungan dari Amerika,” kata beliau. “Orang-orang Yahudi dan Amerika bersatu dalam memerangi umat Islam. Jadi merupakan kewajiban kepada semua umat Islam untuk melawan musuh Zionis-Salibis yang telah bersekutu melawan umat Islam.”
“Dengan cara yang sama, kaum Muslim juga diwajibkan untuk melawan dan mengusir orang-orang Yahudi Zionis, mereka diwajibkan untuk melawan Amerika dan sekutu mereka, sekutu Yahudi dalam membantai kaum Muslimin,” lanjut Syaikh An-Nadhari.
Sebagai panduan yang dapat menciutkan nyali musuh, AQAP juga memberikan daftar target potensial di AS dan Inggris di mana sebuah bom mobil bisa dikerahkan. Daftar ini mencakup lokasi tertentu seperti Times Square, Sekolah Militer Georgia di Milledgeville, Akademi Angkatan Udara AS di Colorado Springs, Colorado, dan markas General Atomics di San Diego, California.
Sebagai bagian penting dari operasi militer AS, General Atomics adalah kontraktor pertahanan yang mengembangkan sistem pesawat tak berawak drone dan sensor. Pesawat drone inilah yang digunakan untuk menyerang Mujahidin dan warga sipil di Palestina, Afganistan, Pakistan, Yaman dan dibelahan dunia lainnya.
Maka bacalah, dan mafaatkan hikmah yang termaktub di dalam majalah tersebut secara bijaksana. Seperti yang dikatakan Khalifah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, “sebuah kebaikan yang terorganisir akan dapat mengalahkan kebatilan…” yang terorganisir sekalipun. Sebaliknya, kebaikan yang tak terorganisir, ianya sebuah kekonyolan yang menghantarkan pelakunya hanya untuk membunuh dirinya sendiri. Syahid itu indah, dan untuk menjemput syahid -diri ini- perlu dilengkapi kematangan akal dan aqidah. Wallohu’alam bishowab. (adibahasan/arrahmah.com)