TEPI BARAT (Arrahmah.id) – “Pasukan “Israel” bertujuan untuk mengosongkan Lembah Yordan dari Palestina”, koordinator komunitas Badui Palestina di Lembah Yordan utara mengatakan kepada The New Arab pada Selasa (8/11/2022).
“Kebijakan penghancuran yang dilakukan oleh pendudukan “Israel” menargetkan Lembah Yordan sebagaimana Yerusalem,” kata Abdul Rahim Bisharat, perwakilan dari belasan komunitas Badui di Lembah Yordan utara.
“Jumlah orang Palestina yang tinggal di Lembah Yordan lebih dari 300.000 pada 1967,” kata Bisharat. “Jumlahnya menurun menjadi sekitar 55.000 hari ini, setelah pasukan pendudukan mengubah sebagian besar lahan penggembalaan menjadi zona militer, selain penghancuran yang meningkat pada tahun ini.”
Bisharat membuat pernyataan persnya di desa Badui di Hadidiyah, yang terletak di provinsi Tubas di Lembah Yordan Utara, yang dihancurkan beberapa kali oleh pasukan “Israel” dan dibangun kembali oleh penduduknya yang membangkang.
“Di Hadidiyah, seperti di semua desa Badui, kami berada di ‘Area C’ di bawah kesepakatan Oslo, yang berarti kami dilarang menambah bangunan baru, membangun sekolah, memperbaiki jalan atau memiliki klinik,” ungkap Bisharat.
“Pada saat yang sama, pemukiman “Israel”, seperti pemukiman Roei, yang jaraknya hanya 300 meter dari rumah saya memiliki jalan, listrik dan pasokan air,” katanya. “Ini adalah kebijakan sistematis untuk mendorong kami keluar dari tanah kami, dan dunia harus mengetahuinya.”
“Pembongkaran “Israel” telah secara signifikan menargetkan Lembah Yordan sejak awal tahun,” kata Fares Fuqaha, seorang aktivis hak asasi manusia di Lembah Yordan, kepada TNA.
“Puluhan surat perintah pembongkaran didistribusikan dalam beberapa bulan terakhir, terutama sejak Agustus, semuanya menargetkan rumah dan bangunan pertanian,” kata Fuqaha.
“Pembongkaran terkonsentrasi di sekitar Jericho dan di Lembah Yordan utara, terutama komunitas Badui,” tambahnya.
“Lembah Yordan adalah daerah strategis untuk proyek pemukiman “Israel”,” kata pakar terkemuka Palestina tentang pemukiman “Israel”, Khalil Tafakji, kepada TNA .
“Tidak hanya mewakili 27% dari wilayah Tepi Barat, tetapi memiliki kepentingan ekonomi karena termasuk tanah dan sumber air yang paling subur,” kata Tafakji.
“Pembongkaran dan perluasan pemukiman di Lembah Yordan semakin menciptakan kenyataan di mana Lembah Yordan secara efektif dianeksasi oleh “Israel”, tanpa “Israel” harus mengumumkan pencaplokannya,” tambah Tafakji.
Pekan lalu, dikeluarkan surat perintah pembongkaran terhadap pertanian milik Palestina di dekat Tubas. Pada akhir Oktober, pasukan “Israel” memberikan surat perintah pengusiran kepada beberapa keluarga, termasuk tiga puluh warga Palestina, di desa Humsa di Lembah Yordan utara, setelah menyatakan daerah itu sebagai zona pelatihan militer.
Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), pasukan Israel menghancurkan 490 bangunan Palestina di ‘Area C’, sebagian besar di Lembah Yordan, dalam sembilan bulan pertama tahun ini. (zarahamala/arrahmah.id)