GAZA (Arrahmah.id) – Kementerian Luar Negeri Palestina mengkritik Peru pada Sabtu (26/1/2024) karena mengizinkan warganya berperang bersama tentara “Israel” dalam perang di Gaza, Anadolu Agency melaporkan.
Pernyataan ini menyusul ucapan belasungkawa Peru atas seorang prajuritnya yang terbunuh dalam perang tersebut.
Dalam sebuah cuitan di akun resminya, Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan pada Rabu: “Pemerintah Peru menyesalkan kematian Yuval Lopez, seorang warga negara Peru-Israel yang bertugas sebagai cadangan di Pasukan Pertahanan ‘Israel’.”
Palestina, dalam pernyataannya, menafsirkan pengakuan Peru tersebut sebagai “mengizinkan warganya untuk berpartisipasi dalam genosida yang dilakukan oleh penjajah ‘Israel’ terhadap rakyat Palestina di Gaza. Hal ini terlihat dalam kasus tentara ‘Israel’ Yuval Lopez, yang memiliki kewarganegaraan Peru dan ‘Israel’, dan pemerintah Peru menyatakan belasungkawa atas kematiannya.”
Kementerian Palestina mengatakan bahwa mereka berharap Peru akan “mencabut kewarganegaraan warganya yang memegang kewarganegaraan ‘Israel’ dan terlibat dalam konflik, alih-alih mengucapkan belasungkawa setelah kematian mereka dan memuji mereka.”
Palestina menganggap “saat-saat ini sangat penting dalam menentukan posisi aktual negara-negara dalam hal kemanusiaan, komitmen terhadap hukum internasional, dan hukum kemanusiaan.”
Lebih lanjut, Palestina memperbaharui seruannya kepada semua negara untuk “memverifikasi status kewarganegaraan individu-individu di ‘Israel’ dan kemungkinan keterlibatan mereka dalam kejahatan-kejahatan ini.”
Mereka menekankan bahwa keterlibatan warga negara dari negara-negara tersebut dalam agresi ke Gaza berarti partisipasi langsung mereka dalam serangan terhadap rakyat Palestina.
Belum ada tanggapan langsung dari Peru terhadap pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Palestina.
Terlepas dari keputusan sementara Mahkamah Internasional, “Israel” terus melanjutkan serangannya ke Jalur Gaza di mana setidaknya 26.257 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 64.797 lainnya terluka sejak 7 Oktober, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Serangan “Israel” telah menyebabkan 85% penduduk Gaza mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60% infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB. (haninmazaya/arrahmah.id)