DAMASKUS (Arrahmah.com) – Sedikitnya satu juta warga Suriah akan mengalami kelaparan saat pertempuran dan pos pemeriksaan rezim mencegah pengiriman bantuan, ujar Palang Merah Internasional pada Senin (2/12/2013).
“Perkiraan kasar adalah satu juta orang tanpa makanan,” ujar Simon Ecceleshall, kepala manajemen krisis di Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC).
Anggota loka IFRC dan Bulan Sabit Merah Arab Suriah (SARC) adalah pemain kunci dalam operasi internasional di Suriah, di mana sekitar sepertiga dari populasi pra-perang, sekitar 21 juta orang, sekarang bergantung pada bantuan untuk bertahan hidup.
Namun relawan sudah terkena dampak pertempuran, sedikitnya 32 nyawa dari 3.000 relawan tewas, sementara beberapa pos pemeriksaan rezim meningkatkan rintangan.
“SARC hanya memiliki akses ke sekitar 85 persen dari wilayah Suriah,” ujar Ecceleshall seperti dilaporkan Al Arabiya.
Hal tersebut dapat memberikan pasokan reguler hanya setengah dari enam juta warga Suriah yang melarikan diri dari rumah mereka karena perang tetapi masih berada di wilayah Suriah.
“Ada banyak daerah yang belum diberikan bantuan selama berbulan-bulan dan pinggiran kota sekitar Damaskus selama hampir satu tahun,” ungkap juru bicara IFRC, Benoit Carpentier kepada AFP.
“Jelas, situasi terburuk adalah di daerah terkepung. Kita juga harus ingat bahwa banyak yang tidak punya penghasilan selama lebih dari dua tahun. Perempuan kepala keluarga merupakan kelompok besar lain yang menghadapi rawan pangan,” tambahnya.
Eccleshall mengatakan, keprihatinan meningkat bersamaan dengan datangnya musim dingin. Dua kota terbesar Suriah, Damaskus dan Aleppo secara teratur mendapat hujan salju. (haninmazaya/arrahmah.com)