MADHYA PRADESH (Arrrahmah.com) – Seorang pedagang barang bekas Muslim diduga diancam dan dipaksa untuk meneriakkan ‘Jai Shri Ram’ oleh dua pria Hindu radikal di sebuah desa di distrik Ujjain, Madhya Pradesh. Pasca kejadian itu, polisi segera menangkap kedua tersangka, kata seorang pejabat pada Ahad (29/8/2021).
Insiden itu terjadi pada Sabtu (28/8) dan dua video kejadian telah viral di media sosial.
Berbicara kepada wartawan, RK Rai, Petugas Sub Divisi Polisi (SDOP), Mahidpur, mengatakan, “Insiden itu terjadi pada hari Sabtu ketika pengedar barang bekas Abdul Rasheed, seorang warga kota Mahidpur yang telah lama melakukan bisnis ini di sini, pergi ke desa Sikli di bawah area kantor polisi Jharda untuk mengumpulkan beberapa barang bekas di truk mininya.”
Namun, Rasheed dipaksa meninggalkan desa itu dan juga diancam untuk tidak melakukan pekerjaaanya di daerah tersebut.
Ketika ia meninggalkan desa, dua orang mencegatnya di Pipliya Dhuma, menganiayanya dan memaksanya untuk mengucapkan ‘Jai Shri Ram’.
Perwakilan kantor polisi Jharda, Vikram Singh Ivne, mengatakan kepada The Hindu (29/8) bahwa sebuah pelanggaran telah didaftarkan atas dua terdakwa, Kamal Singh (22) dan Ishwar Singh (27), karena mengganggu kerukunan komunal.
Dua Hindu radikal ini didakwa di bawah IPC pasal 153-A (mempromosikan permusuhan antara kelompok yang berbeda atas dasar agama), 505 (2) (kerusakan publik), dan 323 (secara sukarela menyebabkan luka).
Sementara itu, dua video kejadian ini yang menjadi viral di media sosial, telah memancing kemarahan warganet.
Dalam satu video, kedua pria itu terlihat melemparkan potongan-potongan dari kendaraan roda empat korban dan memintanya untuk tidak memasuki desa lagi. Sementara video lain menunjukkan mereka mengancam dan memaksanya untuk meneriakkan ‘Jai Shri Ram’.
Menanggapi insiden tersebut, Ketua Kongres Madhya Pradesh Kamal Nath mengatakan bahwa insiden serupa sebelumnya terjadi di Indore dan Dewas di negara bagian tersebut.
“Apakah itu terjadi di bawah agenda tertentu? Pemerintah melihat semuanya sebagai penonton bisu. Suasana anarki sedang dibuat di seluruh negara dan hukum diejek,” katanya sambil menuntut tindakan tegas terhadap terdakwa.
Menteri Pendidikan Kedokteran Vishvas Sarang mengatakan pemerintah negara bagian mengambil tindakan tegas dalam semua insiden tersebut.
“Kami berkomitmen untuk mengambil tindakan dan mencegah insiden semacam itu. Tetapi pertanyaannya tetap mengapa video semacam itu menjadi viral dari departemen media sosial Kongres. Apakah Kongres berada di balik pembuatan video semacam itu dan menyebarkannya?” ujarnya. (hanoum/arrahmah.com)