WAZIRISTAN (Arrahmah.com) – Pakistan dan AS secara diam-diam telah membuat persetujuan pada bulan September dalam sebuah kebijakan “don’t ask don’t tell” yang mengijinkan pesawat Predator tak berawak untuk menyerangan tempat-tempat yang dicurigai sebagai persembunyian mujahidin di Barat Pakistan.
Dalam bulan-bulan terbaru, AS menembakkan misil-misil mereka ke daratan Pakistan tiap empat atau lima hari sekali.
Pejabat-pejabat menjelaskan, persetujuan dengan Pemerintah AS untuk tidak mengakui di depan publik adanya serangan-serangan sementara Pemerintah Pakistan terus-menerus mengeluhkan serangan-serangan tersebut.
Pejabat Pakistan mengatakan serangan-serangan tersebut menggunakan teknologi terbaru dan mengikutsertakan intel di dalamnya untuk memerangi tentara Al-Qaeda dan Taliban di wilayah Pakistan.
Tidak ada pemberitahuan lebih dahulu
Zardari mengatakan bahwa ia tidak menerima pemberitahuan terlebih dahulu atas serangan-serangan udara yang dilancarkan AS dan ia menyalahi tentara AS. Tetapi ia berkata memberikan Amerika “bebas dari tuduhan” dengan alasan niat AS menargetkan pejuang Taliban di perbatasan Afghanistan-Pakistan yang wilayahnya bergunug-gunung sekalipun tidak diketahui di mana misil-misil tersebut mendarat.
Sejak Desember hingga Agustus saat Musharraf diturunkan, terdapat enam misil AS yang menyerang daratan Pakistan. Setelah itu hingga kini telah ada 19 misil yang menyerang. Peristiwa terbaru adalah Jumat lalu di mana korban yang tewas mencapai 11 orang termasuk 6 tentara asing. Serangan di Waziristan Utara, ditargetkan untuk menghancurkan kamp milik Amir Gul, pemimpin Taliban. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)