ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pemerintah Pakistan telah mengumumkan tindakan keras terhadap Hafiz Saeed, pemimpin kelompok yang dituduh melakukan serangan mematikan di Mumbai pada 2008, di tengah meningkatnya tekanan internasional untuk bertindak terhadap kelompok-kelompok ‘militan’, Guardian melaporkan, Kamis (4/7/2019).
Departemen anti-terorisme Pakistan mengatakan pada Rabu (3/7) bahwa mereka telah meluncurkan 23 kasus melawan Saeed dan 12 asistennya karena menggunakan lima perusahaan untuk mengumpulkan dana dan sumbangan untuk Lashkar-e-Taiba (LeT), yang disalahkan oleh India dan AS atas serangan di Mumbai yang menewaskan 166 orang.
Dua yayasan amal terlarang LeT, Jamaat-ud-Dawa (JuD) dan Yayasan Falah-i-Insaniat (FIF), juga menjadi target, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.
“Semua aset organisasi dan individu ini akan dibekukan dan diambil alih oleh negara,” kata seorang pejabat senior anti-terorisme, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang berbicara di depan umum.
Departemen anti-terorisme mengatakan tindakan itu sesuai dengan sanksi PBB terhadap individu dan entitas.
Langkah ini mengikuti tekanan dari Gugus Tugas Aksi Keuangan (FATF), yang tahun lalu menempatkan Pakistan di “daftar abu-abu” negara-negara dengan kontrol yang tidak memadai atas pencucian uang dan pendanaan ‘terorisme’.
Bulan lalu pengawas internasional memberi Pakistan tenggat waktu hingga Oktober untuk meningkatkan upayanya melawan pendanaan ‘terorisme’. FATF mengatakan Pakistan dapat masuk dalam daftar hitam ketika negara itu meninjau kemajuan dalam pertemuan akhir tahun ini.
Saeed, yang ditunjuk sebagai teroris global oleh PBB dan AS, adalah salah satu pendiri LeT. AS, yang telah menekan Pakistan untuk menindak kelompok-kelompok ‘militan’, telah menawarkan hadiah $ 10 juta untuk bukti yang mengarah pada keyakinannya.
LeT telah dilarang di Pakistan sejak tahun 2002 dan badan amalnya sejak tahun lalu. Saeed, yang menyangkal keterlibatan dalam kekerasan atau mendanai ‘militan’, telah dibebaskan oleh pengadilan Pakistan setelah ditahan di rumahnya beberapa kali di masa lalu.
Pakistan telah lama menghadapi tekanan internasional untuk menghentikan pendanaan bagi kelompok-kelompok militan yang beroperasi dari negaranya dan telah berulang kali menjanjikan tindakan, tetapi hasilnya tidak merata dan gagal memuaskan kritik.
Pakistan telah lama membantah tuduhan dari Washington, New Delhi, dan lainnya bahwa negara itu memelihara dan mendukung ‘militan’ Islam sejalan dengan tujuan kebijakan luar negeri di negara tetangga Afghanistan dan wilayah Kashmir yang disengketakan. (Althaf/arrahmah.com)