ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan telah sebagian menutup wilayah udara di Karachi, laporan media terbaru mengatakan pada Rabu (28/8/2019).
Menurut portal berita Pakistan, berita Dunya, otoritas penerbangan sipil mengeluarkan NOTAM revisi yang menutup tiga rute penerbangan Karachi untuk penerbangan internasional hingga 31 Agustus. Keputusan itu diambil sehari setelah menteri ilmu pengetahuan Pakistan Fawad Chaudhry mengancam bahwa Perdana Menteri Imran Khan sedang mempertimbangkan penutupan lengkap wilayah udara ke India.
“PM [Imran Khan] sedang mempertimbangkan penutupan lengkap ruang udara ke India. Larangan lengkap tentang penggunaan rute darat Pakistan untuk perdagangan India ke Afghanistan juga disarankan dalam pertemuan kabinet. Formalitas hukum untuk keputusan ini sedang dipertimbangkan. ..Modi sudah mulai sementara urusan kita akan segera selesai!” Fawad Chaudhry men-tweet.
Sebelumnya, pada 9 Agustus, Pakistan telah menutup sebagian wilayah udara untuk semua penerbangan India, menutup tiga dari sembilan rute udara, hingga 5 September. Langkah itu terjadi beberapa jam setelah Pakistan mengusir Komisaris Tinggi India Ajay Bisaria, beberapa menit setelah itu memutuskan untuk menurunkan peringkat hubungan diplomatik dengan India atas apa yang disebutnya gerakan “sepihak dan ilegal” New Delhi untuk mencabut status khusus Jammu dan Kashmir.
Tribune melaporkan bahwa India, pada bagiannya, mengeluarkan peringatan keamanan kepada 19 bandara dan mengerahkan personel keamanan tambahan selain dari penyebaran reguler di bandara.
Setelah berbulan-bulan ketegangan pasca serangan udara Balakot, Pakistan telah menghapus larangan penerbangan India dan membuka wilayah udara untuk lalu lintas sipil pada Juli bulan lalu. Sejak serangan udara Balakot pada bulan Februari, penerbangan India tidak diizinkan terbang di atas wilayah udara Pakistan.
Industri penerbangan India telah menderita kerugian besar karena larangan wilayah udara oleh Pakistan. Sebelumnya, Menteri Penerbangan Sipil Hardeep Singh Puri mengatakan kepada Parlemen bahwa karena penutupan wilayah udara Pakistan, Air India harus menghabiskan Rs 4,3 miliar tambahan untuk rute yang lebih panjang.
Pasca serangan udara, Air India harus mengubah rute, menggabungkan atau menangguhkan banyak penerbangan internasionalnya yang menghubungkan India dengan kota-kota Eropa dan AS.
IndiGo, maskapai penerbangan India terbesar berdasarkan pangsa pasar domestik, tidak dapat memulai penerbangan langsung dari Delhi ke Istanbul karena penutupan wilayah udara Pakistan. Maskapai berbiaya rendah memulai penerbangan Delhi-Istanbul pada bulan Maret. Hingga saat ini, penerbangan IndiGo ini harus menempuh rute yang lebih panjang di atas Laut Arab dan berhenti di Doha di Qatar untuk pengisian bahan bakar. (Althaf/arrahmah.com)