ISLAMABAD (Arrahmah.com) – India mencoba untuk mengubah bagian yang dikuasai New Delhi dari wilayah Kashmir yang disengketakan menjadi wilayah minoritas Muslim, pejabat Pakistan menuduh pekan ini, dikutip Breitbart pada Jum’at (11/8/2017).
Cina, sekutunya Pakistan, dan saingan regional mereka, India, semuanya memiliki klaim yang bersaing atas wilayah Kashmir yang mayoritas berpenduduk Muslim.
Meskipun Cina telah lama menjadi sekutu Pakistan, Beijing cenderung bertahan dalam bayang-bayang perselisihan yang sedang berlangsung antara New Delhi dan Islamabad mengenai Kashmir, yang telah berubah menjadi konflik mematikan dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara India menuduh Pakistan mendukung organisasi jihad di Kashmir, Islamabad menyalahkan New Delhi atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap ‘pemberontak’, yaitu pejuang yang memperjuangkan kemerdekaan diri dari India atau mendukung tergabungnya Kashmir dengan Pakistan.
Baik Pakistan maupun India menolak tuduhan tersebut.
“Mengutuk kekejaman India di Kashmir yang dilakukan India, Kementerian Luar Negeri Pakistan pada Kamis (10/8) menuduh bahwa India mencoba untuk mengubah wilayah tersebut menjadi wilayah minoritas Muslim,” laporan Dawn Pakistan menyatakan.
“Pasukan India melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan yang mengakibatkan kematian 15 orang yang tidak bersalah dalam seminggu terakhir,” kata juru bicara Kemenlu Pakistan, Nafees Zakaria, pekan lalu.
India dan Pakistan telah berulang kali menuduh satu sama lain melanggar gencatan senjata Kashmir 2003.
Meskipun terjadi kekacauan di Kashmir, Perserikatan Bangsa-Bangsa menolak untuk bertindak.
Negara Islam (ISIS) dan Al-Qaeda dilaporkan memperluas operasi mereka di Kashmir, memanfaatkan situasi keamanan yang memburuk.
Dengan mengomentari penilaian lainnya, surat kabar India Mint baru-baru ini mengklaim bahwa ISIS dan Al Qaeda kemungkinan bekerja sama di Kashmir.
“Al Qaeda kehilangan landasan setelah Usamah bin Ladin terbunuh. Setiap operasi yang mereka lakukan sekarang di Kashmir atau di tempat lain akan bersama-sama dilakukan dengan ISIS. Sementara kelompok-kelompok tersebut telah mencoba untuk mendapatkan pijakan temporal saat ini, kita perlu menjaga pandangan tajam pada perubahan kecenderungan peperangan di lembah tersebut [Kashmir],” seorang perwira intelijen India mengatakan kepada Mint dengan tanpa disebut namanya. (althaf/arrahmah.com)