ISLAMABAD (Arrahmah.com) — Pakistan sahkan kuhuman kebiri kimia bagi pelaku pelecehan seksual yang pernah berkali-kali memperkosa. Hal itu ditetapkan anggota parlemen pada Rabu (17/11/2021) ketika melegalkan undang-undang anti-pemerkosaan baru yang bertujuan untuk mempercepat hukuman dan menjatuhkan hukuman yang lebih keras.
Dilansir Reuters (18/11), keputusan ini adalah tanggapan atas kemarahan publik setelah terjadi lonjakan kasus pemerkosaan baru-baru ini terhadap perempuan dan anak-anak di negara itu dan meningkatnya tuntutan keadilan bagi para korban kekerasan seksual.
RUU tersebut menyatakan pemerintah Pakistan harus membentuk pengadilan khusus secara nasional untuk mempercepat persidangan pemerkosaan dan memastikan kasus pelecehan seksual diputuskan “secepatnya, sebaiknya dalam waktu empat bulan.”
Mereka yang terbukti bersalah melakukan pemerkosaan massal akan dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup.
Kebiri kimia adalah penggunaan obat-obatan untuk menurunkan libido atau aktivitas seksual. Ini adalah bentuk hukuman di negara-negara termasuk Korea Selatan, Polandia, Republik Ceko dan di beberapa negara bagian AS.
Amnesty International mengatakan hukuman kebiri kimia “kejam dan tidak manusiawi” dalam sebuah pernyataan Desember lalu, saat RUU itu diumumkan.
“Alih-alih mencoba mengalihkan perhatian, pihak berwenang harus fokus pada pekerjaan penting reformasi yang akan mengatasi akar penyebab kekerasan seksual dan memberikan keadilan yang layak bagi para penyintas,” jelas Amnesty, seperti dilansir dari laman BBC, Kamis (18/11).
Hanya kurang dari 3 persen serangan seksual atau kasus pemerkosaan yang dijatuhi hukuman di Pakistan, menurut laporan Reuters Desember lalu mengutip War Against Rape, lembaga nirlaba yang berbasis di Karachi.
Dalam keputusan penting pada bulan Januari, tes keperawanan pada korban kekerasan seksual dilarang di provinsi terpadat Pakistan, Punjab.
Apa yang disebut tes keperawanan, meliputi pemeriksaan selaput dara atau memasukkan dua jari ke dalam vagina, adalah pemeriksaan invasif yang dilakukan dengan keyakinan tes tersebut dapat menentukan apakah seorang wanita masih perawan. (hanoum/arrahmah.com)