ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Presiden Pakistan Arif Alvi hari ini (28/10/2018) menolak laporan bahwa sebuah pesawat ‘Israel’ yang membawa beberapa pejabat mendarat di Islamabad dan berangkat setelah beberapa jam di bandara.
“Islamabad tidak membangun hubungan apapun dengan ‘Israel’,” kata Presiden Alvi kepada media sebelum keberangkatannya ke Turki pada kunjungan resmi tiga harinya.
Jurnalis ‘Israel’ Avi Scharf pada 25 Oktober mentweet bahwa jet bisnis ‘Israel’ terbang dari Tel Aviv ke Islamabad di mana pesawat itu berada di atas tanah ibukota Pakistan selama 10 jam, sebelum terbang kembali ke Tel Aviv.
Pengguna media sosial mendesak klarifikasi pemerintah Pakistan. Sementara itu, pihak oposisi juga bergabung untuk menuntut penjelasan tentang “misi rahasia Israel” di Pakistan.
Menteri Luar Negeri Shah Mehmood Qureshi juga menepis laporan yang mengatakan bahwa isu tersebut palsu dan tidak berdasar.
Qureshi mengatakan sesuatu yang tidak nyata tidak memerlukan jawaban.
Menteri Informasi Fawad Chaudhry juga menolak laporan tersebut dan mengatakan “pemerintah tidak akan berunding secara rahasia dengan ‘Israel’ atau India”.
Dia mengatakan Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) juga membantah laporan kehadiran pesawat udara ‘Israel’ di wilayah udara Pakistan atau di bandaranya.
Pemimpin Liga Muslim Pakistan-Nawaz Ahsan Iqbal, yang sebelumnya memimpin oposisi, mengatakan reaksi Chaudhry menunjukkan bahwa pemerintah sedang mencoba menyembunyikan sesuatu.
“Parlemen harus diyakinkan mengenai masalah ini,” tuntutnya.
BBC Urdu melaporkan bahwa pesawat yang dimaksud adalah Bombardier Global Express buatan Kanada dengan nomor seri 9394. Itu terdaftar pada 22 Februari 2017 di Isle of Man di Inggris oleh sebuah perusahaan bernama Multibird Overseas Ltd.
Namun, wartawan ‘Israel’, kemudian mengatakan dia tidak “100 persen yakin” jika pesawat itu mendarat di Islamabad.
Pakistan dan ‘Israel’ tidak memiliki hubungan diplomatik dan pesawat mereka tidak diizinkan untuk menggunakan wilayah udara masing-masing. (Althaf/arrahmah.com)