ISLAMABAD (Arrahmah.id) — Militer Pakistan mengklaim telah kehilangan hampir 100 personelnya akibat serangan kelompok Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) sejak Januari tahun ini. Serangan terus terjadi berulang kali sejak awal tahun, tulis Al Jazeera (16/4/2022).
Serangan terbaru, menewaskan tujuh tentara Pakistan. Pada Jumat (15/4), militer Pakistan merilis pernyataan yang menyebutkan konvoi militer mereka disergap kelompok TTP di daerah Isham, di Waziristan utara pada Kamis.
Daerah Waziristan utara termasuk dalam provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang telah lama bergejolak. Kelompok TTP pernah sangat aktif di wilayah tersebut dan sampai saat ini mereka masih kerap memberikan ancaman.
Wilayah Waziristan utara yang dekat perbatasan Afghanistan pernah menjadi jantung militan TTP. Pada 2014, Pakistan pernah melakukan operasi besar-besaran untuk menetralisir kelompok tersebut.
Operasi kontra terorisme yang dilakukan oleh Pakistan di daerah Waziristan utara belum sepenuhnya berhasil menghancurkan sel-sel TTP. Sampai saat ini, kelompok militan bersenjata itu masih kerap memberikan ancaman mematikan secara sporadis.
Sekelompok anggota TTP pada hari Kamis melakukan penyergapan terhadap konvoi militer Pakistan. Pada hari Jumat, militer Pakistan merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa tujuh tentaranya meninggal dunia akibat baku tembak yang intensif.
Dikutip dari Al Jazeera, pihak militer Pakistan “bertekad untuk menghilangkan ancaman terorisme dan pengorbanan seperti itu dari tentara pemberani kami (akan) semakin memperkuat tekad kami.”
Belum ada klaim siapa yang bertanggung jawab atas penyergapan itu, tapi pihak berwenang Pakistan menyalahkan TTP dan menjelaskan empat anggota militan bersenjata tewas dalam baku tembak yang terjadi.
Meski operasi untuk menghancurkan kelompok TTP pernah dilakukan, tapi sel-sel organisasi tersebut belum sepenuhnya hilang. Ancaman yang mematikan kerap terjadi dari militan TTP.
Dilansir ABC News (16/4), militer Pakistan menjelaskan bahwa kekerasan yang terbaru telah menambah daftar panjang jumlah tentaranya yang meninggal dunia. Hampir 100 tentara Pakistan telah kehilangan nyawa sejak Januari lalu.
Pihak militer juga mengatakan bahwa 128 militan bersenjata telah tewas pada periode yang sama. TTP adalah salah satu ancaman domestik yang telah mengganggu stabilitas keamanan wilayah barat daya Pakistan.
Meskipun kelompok itu terpisah dari Afghanistan, tapi para pemimpin dan pejuang TTP selama bertahun-tahun telah mencari perlindungan di seberang perbatasan di Afghanistan. Sebelum Taliban berkuasa di Afghanistan, pemerintah Kabul dan Islamabad kerap saling tuduh dianggap melindungi kelompok militan bersenjata itu.
Sebelum penyergapan konvoi militer di distrik Isham, kelompok militan bersenjata juga melakukan serangan serupa di distrik Datakhel Tehsil. Dikutip dari Dawn, para pejabat mengatakan kelompok militan itu menyerang menggunakan granat berpeluncur roket dan senapan serbu.
Total dari dua serangan itu, militer Pakistan kehilangan delapan personelnya. Mereka yang meninggal diidentifikasi sebagai Havaldar Tariq, Sepoy Arshad, Sepoy Kashif, Sepoy Junaid, Sepoy Ijaz Ali, Sepoy Waqas dan Sepoy Jawad Mir serta Sepoy Asmatullah Khan.
Serangan-serangan lain yang dilancarkan oleh kelompok militan bersenjata masih terus memberikan ancaman terhadap keamanan di daerah Waziristan utara. Tiga hari sebelumnya juga terjadi serangan besar di distrik Dera Ismail Khan. Dalam serangan tersebut, lima polisi tewas dan empat terluka. Operasi pencarian untuk memburu kelompok bersenjata itu sedang dilakukan oleh pasukan yang berwajib.
Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan yang baru, memberikan penghormatan kepada para tentara yang tewas. Dia mengatakan pemerintahannya akan terus memerangi terorisme. (hanoum/arrahmah.id)