PESHAWAR (Arrahmah.com) – Muslim sipil yang hidup di Lembah Swat di bawah aturan Islam yang ditegakan Taliban, kini dilirik oleh pemerintah munafik Pakistan untuk direkrut menjadi polisi di wilayah tersebut dan berbalik memerangi Taliban.
Sejak Pakistan melancarkan operasi militernya di wilayah Swat melawan mujahidin Taliban, penduduk lokal di wilayah tersebut melarikan diri dan mengungsi ke tempat-tempat yang bukan wilayah perang untuk melindungi diri mereka. Namun masih terdapat penduduk yang lebih memilih bertahan di rumah-rumah mereka.
Para pengungsi ini mulai dilirik oleh militer Pakistan untuk menambah jumlah personil angkatan perang mereka.
Untuk memerangi militan, “penduduk lokal pun harus ikut aktif bersama kalian,” ujar Malik Naveed Khan, inspektur kepolisian di wilayah Provinsi Barat Barat Laut (NWFP), seperti yang dilansir AP.
Sekitar 6.000 sipil akan direkrut oleh Pakistan termasuk 2.500 mantan personil militer yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka setelah mendapat pemahaman dari Taliban. Otoritas Pakistan akan melakukan rekrutmen terbuka di sekitar 200.000 kamp pengungsian penduduk Swat dan pengungsi lainnya dari distrik di sekitar Swat.
Lembah Swat tadinya merupakan wilayah yang sangat indah, gunung-gunung mengitarinya. Kini wilayah tersebut bagaikan kota mati, yang terlihat mata adalah puing-puing kehancuran. Rumah-rumah penduduk, gedung-gedung, toko-toko yang hancur dan jalan-jalan yang hampir tidak dapat dilintasi.
Berdasarkan reportase AP yang mengunjungi lokasi perang tersebut, sebagian besar kehancurkan disebabkan oleh serangan udara militer Pakistan dan tembakan-tembakan misil mereka. Karena kehancurkan yang dihasilkan begitu parah, bukan disebabkan oleh Taliban.
Hingga kini, penduduk Swat belum menjawab “ajakan” pemerintah Pakistan untuk bergabung bersama militer Pakistan memerangi Taliban. Padahal Pakistan menawarkan gaji yang cukup tinggi untuk pekerjaan ini, sekitar 125 USD per bulan. (haninmazaya/AP/arrahmah.com)