WASHINGTON (Arrahmah.com) – Sebagai tim keamanan nasional AS yang memegang kunci pembicaraan strategis di Islamabad, para pejabat pertahanan dan intelijen AS mengatakan kepada media bahwa Pakistan dan Amerika Serikat memiliki kesepakatan yang cukup luas dalam serangan pesawat tanpa awak di negara tersebut.
Christian Science Monitor, sebagaimana dilansir Washington Post, mendesak Washington untuk menyertakan “rasa hormat, rekonsiliasi dan kebebasan beragama” untuk mengalahkan mujahidin Taliban di kedua sisi perbatasan Pakistan dan Afghanistan.
“Kemenangan atau kekalahan di Afghanistan akan ditentukan oleh bagaimana Amerika Serikat melibatkan Pakistan tahun ini,” catat Washington Post.
Sumber media lain mencatat bahwa Amerika mendesak Pakistan untuk melancarkan operasi militer utama di Waziristan Utara saat pasukan Amerika dan NATO bersiap-siap untuk melakukan serangan terbesar di Afghanistan, tepatnya di provinsi Helmand.
Serangan, yang disebut Operasi Mushtarak merupakan operasi pertama AS yang berdalih untuk mengakhiri perang dan merebut kendali atas beberapa wilayah utama dari mujahidin Afghanistan.
“Langkah ini akan mengikuti strategi Jendral Stanley A. McChrystal, komandan pasukan Amerika, dan sekutu di Afghanistan, untuk membersihkan, mengendalikan, dan membangun kembali pusat-pusat populasi di sana,” kata laporan itu.
Meskipun laporan-laporan ini menekankan perlunya bagi Pakistan untuk melancarkan serangan serupa di Waziristan Utara dan menyorotk keengganan Islamabad untuk melakukan hal itu, Washington Post melaporkan bahwa administrasi Obama telah memutuskan untuk meningkatkan jumlah serangan pesawat tanpa awaknya terhadap sasaran yang dicurigai. Laporan menunjukkan bahwa Pakistan mendukung kebijakan ini.
“Kerja sama Pakistan adalah kunci untuk usaha kontra-terorisme AS karena banyak intelijen terbaik yang datang dari badan intelijen Pakistan,” kata laporan itu. (althaf/dawn/arrahmah.com)