ISLAMABAD (Arrahmah.com) — Pakistan menggandeng negara-negara Muslim untuk membantu mencegah bencana ekonomi dan kemanusiaan di Afghanistan. Beberapa menteri luar negeri dari 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dijadwalkan bertemu di Islamabad pada Ahad (19/12/2021) untuk membahas langkah-langkah dalam membantu Afghanistan.
Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, mengatakan, pertemuan negara-negara OKI bukan merupakan pengakuan resmi terhadap rezim Taliban yang saat ini menguasai Afghanistan.
Qureshi mengatakan, negara-negara besar termasuk Amerika Serikat, Rusia, China dan Uni Eropa akan mengirim perwakilan khusus ke pertemuan puncak OKI. Menteri Luar Negeri Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban, Amir Khan Muttaqi juga akan menghadiri konferensi tersebut.
“Tolong jangan tinggalkan Afghanistan. Silakan terlibat. Kami berbicara untuk rakyat Afghanistan. Kami tidak sedang membicarakan kelompok tertentu. Kami berbicara tentang orang-orang Afghanistan,” ujar Qureshi, seperti dilansir Gulf News (18/12).
Afghanistan menghadapi krisis ekonomi dan bencana kemanusiaan sejak Taliban kembali berkuasa. Amerika Serikat telah membekukan sebagian besar aset Afghanistan senilai miliaran dolar. Selain itu, pendanaan internasional ke Afghanistan juga telah dihentikan.
Pakistan telah berada di garis depan dalam mendesak keterlibatan dunia untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Afghanistan.
Qureshi telah memperingatkan bahwa, kehancuran total di Afghanistan akan merugikan upaya untuk memerangi terorisme dan memicu eksodus besar-besaran.
“Pengungsi akan menjadi migran ekonomi, yang berarti mereka tidak ingin tinggal di negara tetangga Pakistan dan Iran, tetapi akan mencoba mencapai Eropa dan Amerika Utara,” ujar Qureshi.
Qureshi juga memperingatkan bahwa, jika warga Afghanistan dibiarkan tanpa bantuan, maka kelompok-kelompok militan seperti Al Qaeda dan Islamic State (ISIS) akan berkumpul kembali, serta berkembang di tengah kekacauan.
Qureshi berharap, pertemuan tingkat tinggi OKI dapat menjadi kesempatan bagi negara-negara Muslim dunia untuk menekan Taliban. Terutama tentang keharusan mengizinkan anak perempuan bersekolah di semua tingkatan, serta mencabut larangan bekerja bagi perempuan.
Wakil Direktur Program Asia Wilson Center yang berbasis di Washington, Michael Kugelman, mengatakan negara-negara OKI dapat berbuat lebih banyak untuk membantu menyelesaikan krisis Afghanistan. Kugelman menyarankan agar negara OKI dapat menggandeng ulama dan berinteraksi langsung dengan Taliban.
Kugelman mengatakan, untuk saat ini, akan sulit bagi Barat untuk terlibat dengan Taliban. Menurutnya, interaksi Barat dengan Taliban sama saja dengan mengakui kekalahan Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang selama 20 tahun di Afghanistan.
“Bagi Taliban, itu akan menjadi kepuasan terakhir karena bisa terlibat dari sudut pandang pemenang. Taliban mengalahkan Barat, militer mereka yang kuat menyebabkan mereka menderita melalui penarikan terakhir yang kacau dan memalukan. Bagi Barat untuk berbalik dan berbicara dengan Taliban, akan menjadi legitimasi kekalahannya,” ujar Kugelman.
Organisasi Kesehatan Dunia dan badan-badan PBB telah memperingatkan krisis kemanusiaan yang dihadapi Afghanistan. Rumah sakit di Afghanistan sangat kekurangan obat-obatan, dan 95 persen dari semua rumah tangga menghadapi kekurangan makanan. Selain itu, tingkat kemiskinan melonjak hingga 90 persen dan nilai mata uang lokal afghani telah terjun bebas. (hanoum/arrahmah.com)