ISLAMABAD (Arrahmah.id) – Para pejabat lokal di provinsi Nangarhar mengatakan bahwa Pakistan telah mendeportasi hampir 700 keluarga Afghanistan melalui penyeberangan Torkham selama empat hari terakhir.
Menurut mereka, lebih dari 250 keluarga dipulangkan secara paksa ke Afghanistan pada Sabtu (5/4/2025) melalui penyeberangan tersebut.
Pihak berwenang Nangarhar juga menambahkan bahwa mereka sepenuhnya siap untuk memberikan layanan kepada para migran yang dideportasi, lansir Tolo News.
Azizullah Mustafa, wakil gubernur Nangarhar, mengatakan: “Di antara orang-orang ini, banyak di antaranya adalah pria yang istrinya masih tertinggal. Bisnis dan uang mereka masih berada di Pakistan. Dalam beberapa kasus, para perempuanlah yang menyeberang sementara suami mereka tetap berada di seberang. Situasi bagi mereka di seberang menjadi sangat sulit.”
Baz Mohammad Abdul Rahman, kepala Departemen Pengungsi dan Pemulangan di Nangarhar, menyatakan: “Sejauh ini, 675 keluarga telah kembali, termasuk 254 keluarga yang tiba hari ini (Sabtu) saja.”
Beberapa migran yang dideportasi melaporkan bahwa pemerintah Pakistan telah berjanji untuk menunda proses deportasi hingga 10 April, namun terlepas dari janji tersebut, operasi pengusiran paksa telah dimulai.
Khattab, seorang migran yang dideportasi dari Pakistan, mengatakan: “Mereka menggerebek rumah-rumah dan menahan perempuan, anak-anak, dan laki-laki. Tidak peduli apakah mereka memiliki kartu identitas atau tidak-mereka menangkap semua orang tanpa pandang bulu. Saudara kami juga ditangkap dalam penggerebekan ini. Orang-orang berteriak di mana-mana, seluruh kota panik. Penduduk meninggalkan rumah mereka, dan semua yang mereka miliki dijarah.”
Mohammad Yusuf, yang telah tinggal di daerah Faisalabad di Islamabad selama 32 tahun, secara paksa dideportasi ke Afghanistan.
Dia berkata: “Ayah saya masih di penjara, dan kami tidak tahu di mana dia berada. Kami melarikan diri pada malam hari. Kami menyewa sebuah truk seharga 70.000 rupee untuk sampai ke sini. Saya duduk di sini karena putus asa. Bahkan sekarang, saya harus membayar 10.000 rupee untuk memindahkan barang-barang saya. Saya menyeberangi perbatasan ini dalam keadaan yang sangat tertekan.”
Sementara itu, sejak hari Jumat, 40 keluarga dan 38 tahanan lainnya telah dideportasi melalui penyeberangan Spin Boldak di provinsi Kandahar oleh polisi Pakistan. (haninmazaya/arrahmah.id)