ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sepertinya presiden munafik Pakistan, Asif Ali Zardari tidak pernah bosan memberikan “kejutan” kepada dunia internasional. Selain propaganda-propaganda tak masuk akal yang disebarkannya, pernyataan demi pernyataan yang terlontar pun tak kalah “aneh”.
“Pakistan butuh bantuan dana milyaran dari pihak asing untuk menaklukkan militan dari perbatasan Afghanistan, daerah yang menjadi benteng Usamah bin Ladin,” ujar Asif Ali Zardari.
“Kami akan memasuki Waziristan, seluruh daerah yang mengelilinginya, dengan operasi militer. Swat hanya sebagai permulaan. Akan ada perang lebih besar lagi,” klaim Zardari dengan sombongnya.
“Untuk menghabisi Taliban dan Al-Qaeda, Pakistan membutuhkan milyaran USD yang akan didapat dari bantuan asing untuk mendukung operasi militer dan memberi bantuan kepada para pengungsi,” lanjut Zardari yang hanya memikirkan bantuan-bantuan dana yang akan masuk ke kantong Pakistan jika mereka terus melaksanakan perintah AS, memerangi Taliban.
Sayangnya, hingga saat ini, Pakistan belum menampakkan hasil nyata dari usaha mereka memerangi Taliban. Mereka hanya menggembar-gemborkan keberhasilan tanpa didukung bukti nyata. Ini dikarenakan, Pakistan ingin membuat AS senang dan tidak menghentikan bantuan dana.
“Jika kita ingin memenangkan hati dan pikiran para pengungsi tersebut, kita harus menyediakan tempat hidup yang layak untuk mereka agar mereka kembali ke kehidupan sosial seperti biasanya, membangun kembali rumah-rumah mereka dengan memberikan mereka pinjaman tanpa bunga dan mulai membangun kembali sektor ekonomi mereka,” lanjut Zardari tanpa memikirkan penderitaan masyarakat sipil yang hidup di wilayah Swat, yang rumahnya dihancurkan akibat operasi militer yang dijalankan oleh Pakistan.
Pakistan telah menyetujui untuk menerima sekitar 25 sampai 50 tentara spesial dari AS dan Inggris untuk memberikan pelatihan kepada tentara Pakistan untuk menjalankan misi “counter terorism”. Mereka akan berbasis di Baluchistan, baratdaya Pakistan.
Pelatihan seperti apa yang akan diberikan oleh tentara-tentara tersebut? Sedang mereka sendiri tidak mampu menghadapi perlawanan mujahidin, mereka hanya bisa membunuh sipil tak berdosa dalam tiap operasi militer yang mereka lancarkan. (haninmazaya/arrahmah.com)