ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Sekelompok wartawan internasional, sebagian besar berbasis di India, serta para duta besar dan atase pertahanan dari berbagai negara kemarin (10/4/2019) mengunjungi lokasi yang terkena dampak pelanggaran wilayah udara India pada 26 Februari di dekat Jabba, Balakot, Hubungan Masyarakat Antar Layanan (ISPR), sayap media militer Pakistan, mengumumkan.
Direktur Jenderal ISPR, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, memberi pengarahan kepada delegasi mengenai peristiwa-peristiwa hari penyerangan itu, membantah klaim palsu India.
“Pengunjung diperlihatkan kawah bom dari upaya serangan udara India di lahan tandus terbuka tanpa jatuhnya korban manusia atau kerusakan infrastruktur,” kata ISPR.
“Kelompok delegasi tersebut juga mengunjungi sebuah madrasah terdekat yang diklaim India telah diserang dan puluhan teroris terbunuh di sana,” lanjut Asif.
Para pengunjung, menurut ISPR, diizinkan untuk berinteraksi secara bebas dengan para siswa dan guru dan melihat sendiri bahwa madrasah, di mana “anak-anak setempat yang tidak bersalah mendapatkan pendidikan, tampak kokoh dan tidak tersentuh tersentuh sama sekali”.
Ditjen ISPR menegaskan kembali bahwa “India harus menerima kenyataan, tetap menjadi negara yang bertanggung jawab atas perdamaian di wilayah tersebut dan mengidentifikasi alasan yang menyebabkan situasi kacau di Kashmir yang diduduki India.”
“Delegasi internasional juga mengunjungi APS Swat – fasilitas pendidikan canggih yang didirikan oleh Angkatan Darat Pakistan sebagai hadiah bagi orang-orang yang tangguh di Swat, pengakuan atas kontribusi dan pengorbanan mereka dalam mengalahkan terorisme karena para teroris telah secara khusus menargetkan institusi pendidikan selama kerusuhan,” siaran pers ISPR menyatakan.
“Delegasi jurnalis dan diplomat juga mengunjungi Sabawoon, pusat rehabilitasi dan deradikalisasi yang dikelola tentara, di mana pelaku remaja diberi perawatan psikologis dan dibina kembali ke kehidupan normal sehingga mereka dapat menjadi warga masyarakat yang berguna,” tambahnya.
Sementara itu, wartawan BBC Usman Zahid, yang merupakan bagian dari delegasi, mengatakan bahwa lokasi bom itu terletak di medan berbukit yang sulit dan butuh perjalanan satu setengah jam untuk mengaksesnya.
Menurutnya, kawah yang diperlihatkan oleh Angkatan Darat Pakistan berukuran sedang, seperti informasi yang diumumkan India bahwa pihaknya telah menggunakan bom seberat 1.000 kilogram.
Perwakilan BBC lebih lanjut mengatakan bahwa di lokasi bom hanya ada satu rumah, yang hanya mengalami kerusakan kecil. Dia juga menemukan seseorang yang menderita luka-luka.
Dia mengatakan bahwa delegasi juga dibawa ke madrasah yang terletak di puncak di mana mereka melihat antara 150 dan 200 anak, tidak ada yang berusia di atas 12 hingga 13 tahun, yang mendapatkan pendidikan Islam.
Salah satu guru ditanya secara khusus apakah fasilitas itu dijalankan oleh Jaish-e-Mohammed (JeM). “Kami tidak tahu di bawah siapa yang mengasuh madrasah ini,” jawab sang guru. (Althaf/arrahmah.com)