ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan pada Selasa (16/7/2019) menyatakan harapannya bahwa kunjungan perdana Perdana Menteri Imran Khan ke Gedung Putih akhir bulan ini akan membantu memperbaiki hubungannya dengan Washington ketika AS mencari bantuannya dalam mengakhiri perang di Afghanistan.
Para pengamat percaya bahwa konflik berlangsung yang hampir 18 tahun akan menjadi fokus utama pembicaraan antara Khan dan Presiden Donald Trump ketika mereka bertemu pada 22 Juli mendarang, dimana Washington mendesak bantuan Pakistan dalam mengamankan kesepakatan damai.
“Pakistan telah memfasilitasi pembicaraan AS-Taliban dengan itikad baik, menggarisbawahi bahwa itu tetap menjadi tanggung jawab bersama,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mehmood Qureshi, dalam sebuah seminar di Islamabad.
“Karena itu merupakan pilihan yang tepat, memberikan keterlibatan yang lebih luas dari Afghanistan untuk masalah bilateral, kerja sama ekonomi dan perdagangan, untuk perdamaian dan stabilitas di Asia Selatan,” tambahnya.
Khan dan Trump telah bentrok di masa lalu, dengan perdana menteri Pakistan pernah menggambarkan pertemuan potensial dengan presiden AS sebagai “pil pahit” untuk ditelan.
Tetapi pada Selasa (16/7/), Qureshi mengatakan bahwa undangan Trump pada Khan mencerminkan “pentingnya hubungan bagi kedua belah pihak.”
Hubungan antara Pakistan dan Amerika Serikat telah bergejolak sejak Trump menjabat pada 2017. Trump se;a;i menuduh Islamabad gagal mengendalikan ‘ekstremis’ dan menjadi mitra yang tidak setia dalam perang melawan gerilyawan.
Gedung Putih telah berulang kali menuduh pembentukan militer Pakistan mendanai dan mempersenjatai Taliban, baik untuk alasan ideologis maupun untuk melawan meningkatnya pengaruh India di Afghanistan.
Pakistan membantah klaim tersebut dan mengatakan telah membayar harga mahal “perang melawan teror” yang digagas AS, dengan ribuan nyawa warga negaranya yang terbunuh.
Tahun lalu, Trump menangguhkan $ 300 juta bantuan militer ke Islamabad, mengatakan Pakistan telah memberikan Washington “kebohongan & penipuan”. (Althaf/arrahmah.com)