ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan telah menyatakan dengan tegas bahwa serangan pesawat tak berawak AS terhadap ‘gerilyawan’ di dalam wilayahnya harus berhenti, tapi Washington tidak mendengarkan, menteri luar negeri negara itu mengatakan.
“Dengan bahasa yang jelas: kami meminta penghentian serangan drone,” kata Hina Rabbani Khar.
“Saya yakin bahwa kami telah mengatakan sebelumnya, tetapi mereka tidak mendengarkan.. Saya harap pendengaran mereka akan membaik,” katanya kepada Reuters dalam wawancara pada akhir Rabu (25/4/2012).
Serangan-serangan oleh pesawat tak berawak dari Afghanistan, yang diklaim para pejabat AS sangat efektif untuk melawan gerilyawan, ternyata hanya menjadi bahan bakar sentimen anti-Amerika di Pakistan karena mereka dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan yang menimbulkan jatuhnya korban sipil.
Komentar tajam Khar pada serangan pesawat tanpa awak ini datang menjelang kunjungan dua hari utusan khusus Amerika Serikat untuk Afghanistan dan Pakistan, Marc Grossman, ke Islamabad.
Grossman akan mengadakan pertemuan bilateral dengan para pejabat Pakistan dan mengambil bagian dalam pertemuan “kelompok inti” dengan para pejabat dari Pakistan dan Afghanistan, di mana Amerika Serikat berharap untuk menghidupkan kembali pembicaraan damai yang macet dengan Taliban.
Hubungan antara Pakistan dan Amerika Serikat, sekutu dalam perang melawan militansi, telah meluncur dari krisis ke krisis saat mereka berdebat atas keamanan, bantuan, dan masa depan Afghanistan.
Sebuah serangan mendadak di wilayah Pakistan oleh pasukan khusus AS yang membunuh pemimpin Al Qaeda Syaikh Usamah bin Laden, Mei lalu menjatuhkan hubungan kedua negara ke titik terendah, dan ketegangan tersebut kemudian semakin meninggi pada November ketika serangan NATO di seberang perbatasan dari Afghanistan menewaskan 24 tentara Pakistan.
Setelah meninjau hubungan dengan Washington, sebuah komite parlemen Pakistan membuat serangkaian tuntutan, termasuk mengakhiri serangan drone.
Khar mengatakan metode lain harus digunakan untuk menyerang ‘militan’ di wilayah perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan.
“Kami harus melihat alat efektif yang dapat diterima bersama,” katanya, tanpa merinci. (althaf/arrahmah.com)