ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan telah memanggil duta besar AS untuk memprotes serangan pesawat tanpa awak (drone) Amerika Serikat (AS) yang menewaskan pemimpin Tehrik-e-Taliban Hakimullah Mehsud rahimahullah, menganggapnya sebagai upaya pembunuhan yang dilakukan AS untuk menggagalkan rencana pembicaraan damai antara Taliban-Pakistan.
Kantor Menteri Luar Negeri negara tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan, Sabtu (2/11), bahwa serangan itu “kontra – produktif terhadap upaya Pakistan untuk membawa perdamaian dan stabilitas ke Pakistan.” Menteri dalam negeri mengatakan bahwa serangan drone itu adalah “pembunuhan perdamaian.”
“Pemerintah Pakistan tidak melihat serangan ini sebagai serangan pada individu, tetapi pada proses perdamaian,” kata Menteri Dalam Negeri Chaudhry Nisarpada Koran Express- Tribune Pakistan.
Nisar menuduh AS melakukan “persimpangan-ganda” terhadap Pakistan setelahsebelumnya Duta Besar AS untuk Islamabad meyakinkannya bahwa AS akan mendukung dialog perdamaian antara Pakistan dan Tehrik-e-Taliban Pakistan (TPP). Ia menilai serangan Amerika yang dilakukan menjelang diadakannya perundingan damai Pakistan dan Taliban itu adalah konspirasi untuk menggagalkan upaya damai kedua pihak.
“Ini pasti menyebabkan kemarahan yang cukup besar,” kata koresponden Al Jazeera dari Islamabad.
Alarm Peringatan
Kematian Mehsud pada hari Jumat terjadi bertepatan dengan momen yang penting dalam upaya Pakistan untuk mengakhiri konflik.
Nawaz Sharif Perdana Menteri telah diharapkan untuk mengirim delegasi untuk membuka kontak dengan kelompok Taliban Pakistan. Pemerintah mengatakan, Sabtu (2/11) bahwa ia bertekad untuk mengadakan pembicaraan dengan Tehrik-e–Taliban Pakistan. TTP telah mengatakan bahwa mereka terbuka untuk dialog tetapi tidak akan mundur karena persyaratan-persyaratan tertentu, termasuk tidak akan meletakkan senjata. (Fitri Asad/arrahmah.com)