WASHINGTON (Arrahmah.com) – Militer Pakistan berencana untuk bekerja sama dengan AS dalam pengoperasian pesawat tak berawak yang seringkali mengakibatkan jatuhnya korban sipil untuk menyerang para mujahidin.
Pejabat AS yang sangat mengetahui program tersebut mengatakan pada Rabu (13/5) bahwa militer AS akan memberikan pemerintah Pakistan kontrol penuh atas target penyerangan, rute, serta keputusan melaksanakan serangan pesawat tersebut di bawah operasi gabungan.
“Hal ini sebetulnya terkait dengan membangun kepercayaan. Terkait dengan memberi mereka kemampuan yang selama ini tidak mereka miliki untuk menolong mereka sendiri menghadapi elemen ekstrim radikal yang ada di negeri mereka,” harian Los Angeles Times mengutip ucapan pejabat militer senior AS.
Wilayah pedalaman sepanjang batas Pakistan-Afghanistan telah biasa menjadi target serangan pesawat perang AS tersebut, dimana kebanyakan kasus telah diketahui Washington.
Sejak kepemimpinan Bush, sekitar 600 orang telah tewas akibat serangan semacam itu.
Padahal Islamabad belakangan ini mengatakan bahwa serangan tersebut telah mengancam kedaulatan negara dan menjadi sumber kemarahan publik terhadap Washington.
‘Kemajuan’ ini muncul seiring dengan pengintensifan serangan militer Pakistan melawan para mujahidin Taliban di Swat dalam rangka mengusir mereka (mujahidin) dari daerah konflik tersebut.
Militer mengklaim telah membunuh 800 mujahid sejak 26 April, ketika penyerangan dimulai dari Lower Dir dan Buner, yang terletak 100 kilometer (60 mil) dari ibu kota Islamabad.
Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang selama ini memegang kancah kekuasaan dalam pemerintahan mengatakan bahwa aksi Pakistan melawan mujahidin Taliban adalah untuk kepentingan Pakistan sendiri, dan bukan demi kepentingan Washington.
Padahal lewat ketidakkonsistenan dan ketidakberpihakan para penguasa munafik Pakistan terhadap kaum muslimin, jelas-jelas bahwa mereka (penguasa) adalah budak yang selalu tunduk dan melayani kepentingan Amerika Serikat di negaranya. (Althaf/arrahmah.com)